"Hah! Apa? Bangsat! Kamu nggak perduli sama aku? Arisan melulu! Sopir saja dipinjam jemput aku nggak bisa! Memang kamu istri tidak tahu diri! Besok aku blok semua kartu kredit biar kamu tahu rasa!"
"Ada apa, Pak?" tanya Pono.
"He! Bocah kurang ajar. Kamu kepo amat! Mau tahu urusan orang melulu! Sudah, obati saja luka-lukanya itu yang benar. Jangan banyak pengen tahu urusan saya!" hardik si bapak, sambil tampak menelepon orang lain lagi. Awalnya berbisik-bisik, terus semakin keras, sampai beberapa jenak kemudian terdengar suara marah si bapak kembali memekakan kuping Pono.
"Jemput papa dong, Nung! Kuliah kan sudah bubar. Apa? Nongkrong melulu! Apa itu film-film. Nggak bikin kamu kaya! Sudah papa bilang nanti terusin saja usaha ternak lele yang sudah kelihatan hasilnya itu, apa kamu mau usaha lain papa bisa kasi modalnya. Tapi, tolonglah jemput papa sekarang!"
Pono mendengar suara kecil di seberang sambungan, mencoba menerka-nerka apa yang dikatakan, tapi rupanya tidak jelas. Nampak wajah si bapak itu memelas.
"Anak tidak tahu balas budi kamu, Nung! Awas! Uang jajan kamu papa stop mulai besok!"
Pono sudah selesai mengobati semua luka-luka di lengan dan kaki si bapak, ketika kemudian si bapak melirik padanya,
"Nak, sekarang saya butuh bantuan kamu."
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H