Kita bisa mengungkap kira-kira seperti apa peserta didik kita mengenai pola belajarnya di rumah atau seperti apa pola dukungan dari orang tua mungkin sudah terbentuk pola belajarnya di rumah atau ketika setiap kali pulang dari sekolah, di rumah apa saja aktivitas-aktivitas yang dilakukan peserta didik ini melalui asesmen diagnostik ini.
Hal ini tentu diketahui dengan melalui kuisioner atau wawancara yang kita lakukan pada peserta didik atau barangkali dengan orang tua peserta didik. Kita bisa tahu yang sebenarnya dalam keseharian belajar peserta didik seperti apa, apakah budaya belajarnya sudah berjalan atau belum, atau kemandirian belajarnya sudah berjalan atau belum. Kalaupun belajar, seberapa aktivitas itu telah dilakukan oleh peserta didik kita. Hal ini penting untuk diketahui sebagai kondisi awal ketika kita akan merancang proses pembelajaran.
c. Latar belakang kondisi keluarga peserta didik.
Kita akan mengungkap atau menggali latar belakang kondisi keluarga peserta didik apakah dari keluarga yang harmonis, dari keluarga yang sedang broken home, keluarga yang permisif atau keluarga yang tidak peduli terhadap pendidikan dan perkembangan belajar peserta didik. Kita bisa menggali dengan melakukan asesmen diagnostik. Hal ini juga perlu kita ketahui sebagai kondisi awal dari peserta didik kita.
d. Latar belakang pergaulan peserta didik.
Menggali pergaulan peserta didik ketika pulang ke lingkungan di rumahnya, lingkungan pertemanannya positif, negatif, atau sudah cenderung ke dalam pergaulan yang berbahaya yang perlu diantisipasi sejak dini kah? Hal ini sangat penting untuk kita ketahui dengan melakukan asesmen diagnostik non-kognitif. Hal ini juga menjadi kondisi awal peserta didik yang perlu diketahui dalam merancang proses pembelajaran.
e. Gaya belajar, karakter, serta minat peserta didik.
Penting sekali untuk mengecek gaya belajar dari masing-masing peserta didik apakah visual, auditori, atau kinestetik agar tujuan dalam merancang proses pembelajaran bisa tepat. Kemudian karakter anak didiknya apakah termasuk anak yang bisa mudah bergaul, pendiam, introvert, ekstrovert atau temperamenkah dan hal lain yang bisa kita gali kaitan dengan minat peserta didik.
2. Tahapan Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Berikut tahapan dalam melakukan asesmen diagnostik non-kognitif:
a. Persiapan