Halo teman-teman, Kompasiana!
Perkenalkan saya Ayumi Wantrina Napitu, mahasiswi semester 7 jurusan Manajemen Rekayasa, Fakultas Tekonologi Industri (FTI), Institut Teknologi Del.
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi Tugas dari mata kuliah Perancangan Logistrik Berbasis Geospasial (LOGEO).
Selamat membaca dan semoga bermanfaat ya temans-teman! ^^
Pada kesempatan ini saya akan berbagi pengetahuan dan infromasi mengenai pentingnya informasi geospasial dengan data-data akurat yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan di kondisi nyata. Â Pada pada perkembangan zaman sekarang memang hal yang paling dibutuhkan adalah informasi yang akurat. Melalui informasi yang akurat tentu akan mempermudah dalam pengambilan keputusan yang tepat terhadap suatu permasalahan. Begitu juga dengan informasi mengenai pemetaan dari tiap-tiap wilayah akan memberikan manfaat kepada setiap orang, instansi dan pemerintah.
Pertama-tama yang ingin dibahas yaitu, Apa yang dimaksud dengan Analisis spasial dan Geospasial?
Analisis Spasial adalah kemampuan untuk melakukan analisis dimana melakukan pemodelan masalah secara spasial dan hasilnya dapat diproses menggunakan komputer. Kemudian dilakukan eksplorasi dan evaluasi secara manual terhadap hasil tersebut (ESRI). Hal ini dilakukan agar hasil yang didapat sesuai dengan apa yang diharapkan mengingat hasil yang didapatkan melalui proses otomatis computer. Adapun tujuan dari analisis spasial adalah mempelajari cara menyelesaikan masalah secara spasial. Beberapa alur kerja analisis spasial secara mendasar yaitu :
- Eksplorasi data spasial
- Pemodelan dengan perangkat GIS
- Penyelesaian masalah spasial (ESRI).
Berdasarkan undang undang nomor 4 tahun 2011 tentang informasi geospasial pasal 1-4 menerangkan, spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak, dan posisinya. Sedangkan Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu. Koordinat ini yang akan mempermudah dalam penentuan lokasi secara spesifik.
Apa tujuan dilakukan Analisis Spasial?
Adapun yang menjadi tujuan analisis spasial yaitu untuk mengetahui penentuan lokasi tertentu dari tujuan tertentu, estimasi dan prediksi, interpretasi dan memahami perubahan, mendeteksi pola kecenderungan, dll. Karena melibatkan aspek spasial, maka akan berhubungan dengan lokasi, ketetanggan (hubungan antar fitur) dan arah. Salah satu contoh kasus penerapan analisis spasial di kehidupan nyata yang pernah dilakukan adalah Peta penularan Covid-19 di dunia yang dibuat Johns Hopkins University, Amerika Serikat. Peta diolah menggunakan software yang dinamakan ArcGIS dan hasilnya sebagai informasi yang dapat disajikan kepada masyarakat atau publik berupa peta tematik/umum yang sering disebut sebagai Geography Information System (GIS). GIS memiliki fungsi sistem yaitu menangkap, menyimpan, memanipulasi, menganalisis, mengelola, dan menyajikan data spasial atau geografis.
Bagaimana cara melakukan Analisis Spasial?
Untuk melakukan analisis spasial diperlukan software GIS (Geographic Information System) untuk pemrosesan hasil pemodelan masalah. Aplikasi GIS adalah alat yang memungkinkan pengguna untuk membuat kueri interaktif (pencarian yang dibuat pengguna), menganalisis informasi spasial, mengedit data dalam peta, dan menyajikan hasil dari semua operasi. GIS dapat merujuk ke sejumlah teknologi, proses, teknik, dan metode yang berbeda. Hal itu melekat pada banyak operasi dan memiliki banyak aplikasi yang berkaitan dengan teknik, perencanaan, manajemen, transportasi, logistik, asuransi, telekomuni kasi, dan bisnis. Untuk alasan itu, GIS dan aplikasi intelijen lokasi dapat menjadi dasar bagi banyak layanan berbasis lokasi yang mengandalkan analisis dan visualisasi.
Apakah ada lembaga resmi yang memegang Geospasial?
Perlu diketahui bahwa di Indonesia Badan pemerintah yang menangani informasi geospasial ini adalah BIG (Badan Informasi Geospasial). Badan ini yang akan menyediakan informasi kepada pemerintah dalam masyarakat dalam hal pengambilan strategi untuk pembangunan nasional. Dimasa pandemi Covid-19 ini, adan Informasi Geospasial (BIG) melakukan analisis spasial penyebaran covid-19. Metode tersebut dapat digunakan untuk mencari informasi mengenai pola penyebaran berdasarkan karakteristik suatu wilayah dan keterkaitan antarlokasi di dalamnya. ugas utama dari badan ini adalah mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan survei pemetaan untuk menghasilkan peta. Pada perkembangan zaman saat ini, tugas BIG semakin bertambah yaitu membangun Informasi Geospasial yang dapat dipertanggungjawabkan dan mudah diakses, menjadi regulator, eksekutor, koordinator pembangunan nasional.
Lalu, Apa peran Informasi Geospasial pada masa Pandemi Covid-19?
Ketersediaan informasi geospasial yang akurat akan memberikan keputusan yang tepat, efisien, efektif dan komunikatif. Untuk mendapat informasi yang tepat maka dibutuhkan data-data yang akurat. Jenis data geospasial yang sering ditemukan diantaranya, garis pantai hipsografi perairan, nama rupa bumi, batas wilayah, transportasi, fasilitas umum serta penutup lahan.
GIS menawarkan suatu sistem yang mengintegrasikan data yang bersifat keruangan (spasial/geografis) dengan data tekstual yang merupakan deskripsi menyeluruh tentang obyek dan keterkaitannya dengan obyek lain. Dengan sistem ini data dapat dikelola, dilakukan manipulasi untuk keperluan analisis secara komprehensif dan sekaligus menampilkan hasilnya dalam berbagai format baik dalam bentuk peta maupun berupa tabel atau report.
GIS menggunakan data spasial yang terintegrasi. GIS juga dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik untuk meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi. Kedua, GIS memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam beberapa faktor data spasial, dan yang ketiga, GIS memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial.
Perkembangan GIS tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan masalah geografi saja tetapi sudah merambat ke berbagai bidang. Bidang tersebut adalah aplikasi GIS di bidang sumber daya alam, aplikasi GIS di bidang perencanaan, aplikasi GIS dalam bidang kelistrikan, aplikasi GIS di bidang telekomunikasi, aplikasi GIS di bidang kependudukan atau demografi, aplikasi GIS di bidang pariwisata dan bencana alam.
Mengapa GIS dapat menanggulangi bencana alam? Hal ini karena dalam penanggulangan bencana harus didukung oleh suatu sistem informasi yang memadai dan diharapkan mampu untuk:
1) Mendukung pelaksanaan distibusi barang bantuan penanggulangan bencana,
2) Memberikan informasi secara lengkap dan aktual kepada semua pihak yang terkait dengan unsur-unsur logistik penanggulangan bencana baik di Indonesia maupun negara asing melalui fasilitas jaringan global.
3) Mendukung proses pelaporan aktivitas distibusi barang bantuan penanggulangan bencana,
4) Meningkatkan kemampuan perencanaan logistik penanggulangan bencana bagi semua mekanisme penanggulangan bencana, baik pada tingkat pusat maupun daerah.
Output yang dihasilkan dari perangkat lunak akan bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan produk akhir basis data manajemen logistik penanggulangan bencana seperti: tabel, grafik, peta (rute transportasi), jenis dan jumlah komoditi yang diperlukan didaerah terjadinya bencana, jenis dan jumlah komoditi yang akan didistribusikan kedaerah terjadinya bencana.
Output basisdata tersebut harus dapat dipublikasikan melalui internet agar dapat diketahui secara luas oleh masyarakat, agar respon penanggulangan terhadap bencana yang terjadi dapat dilakukan secepat mungkin. Masyarakat luas yang bermaksud menjadi donatur mengetahui komoditi yang diperlukan oleh korban bencana, sehingga komoditi yang disampaikan kepada korban dilokasi bencana merupakan komoditi yang benar-benar diperlukan oleh korban bencana.
Dalam penanganan Pandemi Covid-19, Alat penting di dalam pencegahan penyebaran dan penekanan laju korban wabah Covid-19 adalah model yang digunakan para pengambil kebijakan untuk memutuskan rantai penyebaran dari virus ini. Teknologi informasi geospasial merupakan salah satu model kebijakan yang diterapkan. Penggunaan teknologi geospasial ini dirasa cukup efektif jika data yang diperoleh merupakan data yang akurat. Untuk mendapat data yang akurat dibutuhkan kerja sama yang baik antara instansi kesehatan yang menangani virus ini dan pemerintah setempat. Hal ini bertujuan untuk agar data yang diolah dapat dijadikan sebuah informasi yang bermanfaat bagi masyarakat umum. Bagi layanan kesehatan publik akan terbantu karena pengambil keputusan akan mengetahui layanan publik kesehatan mana yang membutuhkan fasilitas dalam penanganan virus ini. Bagi pemerintah juga akan dipermudah dalam hal proses pengambilan keputusan yang tepat. Jika tiap daerah melakukan model ini maka akan diketahui derah mana menjadi zona merah (sangat perlu penanganan), kuning (perlu perhatian) dan hijau (kondisi daerah yang aman). Penerapan new normal juga sangat terbantu dengan adanya GIS ini. Pemerintah akan mengetahui lokasi-lokasi (daerah) yang dapat dikatakan new normal dan yang masih perlu penanganan lebih lanjut. Tidak hanya data jumlah kasus yang terjadi, data masyarakat yang mengalami dampak akibat adanya virus ini, data lembaga kesehatan, data daerah yang terdapat virus akan tersedia dengan adanya penerapan model menggunakan teknologi informasi geospasial ini. Dengan informasi yang tersedia akan mempermudah lembaga-lembaga dalam proses memberikan bantuan dan tentu akan tepat sasaran. Tujuan utama dari pemodelan geospasial salah satunya yaitu agar dapat menyusun dan mengembangkan data menjadi sebuah bentuk informasi terkait suatu isu dalam hal ini adalah mengenai wabah virus corona yang mudah dipahami oleh masyarakat umum sebagai salah satu bentuk mitigasi penanganan Covid-19..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H