Kemudian, jika asam okso yang namanya diakhiri dengan akhiran “at”, maka kita menggunakan aturan sebagai berikut:
- Penambahan satu atom O pada asam “at”, maka asamnya disebut sebagai asam “per….at”. Jadi, dengan menambahkn satu atom O pada HClO3, itu akan mengubah namanya dari asam klorat menjadi asam perklorat, yaitu dengan rumus HClO4.
- Pengurangan satu atom O dari asam “at”, maka asamnya disebut asam “it”. Jadi, misalnya pada asam nitrat, HNO3 akan berubah nama menjadi asam nitrit atau dengan rumus HNO2.
- Pengurangan dua atom O dari asam “at”, maka asamnya disebut sebagai asam “hipo….it”.
Jadi, ketika HBrO3 diubah menjadi HBrO, maka namanya berubah menjadi asam hipobromit.
Kemudian terdapat aturan untuk penamaan anion dari asam okso, atau disebut sebagai anion okso, yaitu sebagai berikut:
- Ketika semua ion H dihilangkan, maka nama asam memiliki akhiran “at”, maka nama anionnya sama dengan sebelumnya, tapi pada nama “asam” dihilangkan.
- Ketika semua ion H dihilangkan dari asam yang berakhiran “it”, maka nama anionnya sama dengan nama asamnya.
- Ketika nama dari anion yang satu lebih tapi tidak semuanya ion hidrogennya dihilangkan, maka harus menunjukkan jumlah ion H yang ada.
Kemudian pada penamaan basa, sebelumnya basa merupakan zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) yang dimana ketika dilarutkan dengan air. Beberapa contoh dari basa ini, yaitu:
NaOH (natrium hidroksida)