HBr (asam bromida)
SiC (silikon klorida)
Pada sepasang unsur tersebut umumnya biasa saja membentuk beberapa senyawa yang berbeda. Pada kasus-kasus tersebut, digunakan awalan Yunani untuk menyatakan jumlah atom dari setiap unsur yang ada dan juga dapat menghindari kebingungan dalam melakukan penamaan senyawa.
Selain itu terdapat panduan dalam penamaan senyawa molekul ini, yaitu sebagai berikut:
- Awalan “mono” itu dapat dihilangkan untuk unsur pertama, misalnya pada PCl3 atau diberi nama pospor triklorida, bukan mono fosfor triklorida. Jadi pada ketiadaan awalan tersebut untuk unsur pertama biasanya berarti bahwa hanya terdapat satu atom unsur tersebut yang terdapat dalam molekul.
- Kemudian pada oksida, akhiran “a” pada awalan itu kadang dihilangkan, contoh: N2O4 yang diberi nama dinitrogen tetroksida dan bukan dinitrogen tetraoksida.
Tanpa pengecualian, kita tidak dapat menggunakan awalan Yunani untuk senyawa molekul yang mengandung hydrogen. Hal ini dikarenakan banyak dari senyawa-senyawa ini disebut dengan nama umum yang tidak sistematik atau dengan nama yang tidak secara khusus menandakan jumlah atom H yang ada, yaitu seperti
B2H6 (Diboran)
CH4 (Metana)
SiH4 (Silan)
NH3 (Amonia)