Mohon tunggu...
ayu diah cempaka
ayu diah cempaka Mohon Tunggu... -

I'm a school journalist and an amateur filmmaker :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tahun Kelima

11 Oktober 2010   07:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:32 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Aku menangkan dua tangga

dan kau harus mengangkatku setinggi langit - langit kamar

kemudian kita habiskan pie apel berdua"

kau tahu, aku menulisnya pada buku harianku

Aku belum lupa

bagaimana caramu mengeja namaku

Hingga akhirnya kau putuskan

untuk memanggilku dengan nama yang berbeda

Bisakah kau mengingat

dari arah mana kau berjalan melewati kedai malam

kemudian kita bertemu di persimpangan

ya, kita hanya berdua di jalan itu

dan kini aku tengah mengenang

wangi alkohol di kerah kemejamu malam itu

"Aku turun dari tangga, kemudian naik ke pijakan tertinggi,

dan setelah aku selesai menertawakanmu,

aku baru menyadari,

bahwa sedari tadi aku bermain seorang diri"

Tahun kelima

aku mencoba mengingat namamu

kemudian menanyakan pada semua orang yang ku kenal

pada orang - orang di persimpangan taman

bahkan pada anak tangga pada sebuah rumah berdinding kayu

Sungguhkah ini tahun kelima milik kita?

Atau bahkan kita baru memulainya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun