"Aku menangkan dua tangga
dan kau harus mengangkatku setinggi langit - langit kamar
kemudian kita habiskan pie apel berdua"
kau tahu, aku menulisnya pada buku harianku
Aku belum lupa
bagaimana caramu mengeja namaku
Hingga akhirnya kau putuskan
untuk memanggilku dengan nama yang berbeda
Bisakah kau mengingat
dari arah mana kau berjalan melewati kedai malam
kemudian kita bertemu di persimpangan
ya, kita hanya berdua di jalan itu
dan kini aku tengah mengenang
wangi alkohol di kerah kemejamu malam itu
"Aku turun dari tangga, kemudian naik ke pijakan tertinggi,
dan setelah aku selesai menertawakanmu,
aku baru menyadari,
bahwa sedari tadi aku bermain seorang diri"
Tahun kelima
aku mencoba mengingat namamu
kemudian menanyakan pada semua orang yang ku kenal
pada orang - orang di persimpangan taman
bahkan pada anak tangga pada sebuah rumah berdinding kayu
Sungguhkah ini tahun kelima milik kita?
Atau bahkan kita baru memulainya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H