Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kecerdasan Rohani Israel

26 Februari 2023   21:56 Diperbarui: 26 Februari 2023   22:03 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ishak jelas mengetahui sifat-sifat  "rebellious " Si Sulung terhadap aturan-aturan keturunan nenek moyang mereka tersebut.  Interpretasi lain untuk memaknai peristiwa "pilih kasih" tersebut mungkin dengan melihat bahwa sesungguhnya Ishak tidak buta melihat kelakuan anak sulungnya itu, justru karena ia sangat sayang kepada Esau yang sangat membutuhkan pertolongan jadilah ia dengan aktif menghabiskan waktu dan kasih sayang lebih kepada Esau di bandingkan Yakub yang dengan jelas telah mewarisi cara hidup Abraham dan dirinya.

Kita dapat berasumsi bahwa jauh sebelum Ishak akan mendekati ajalnya  dan memberikan berkat terakhir kepada kedua anaknya, Tuhan telah lebih dahulu berfirman perihal anak kembarnya Firman TUHAN kepadanya: "Dua bangsa  ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda (Kejadian 25:23TB)

Ishak menyadari sejak awal Tuhan telah mengetahui bahwa karakter Esau adalah karakter seseorang yang cepat bertindak, tergesa-gesa dan terikat kepada kesenangan duniawi. Esau sampai pada hari kematian Ishak tidak berhasil mengubah perangainya. Ishak dalam kasih sayang yang besar mencoba mengubah karakter anaknya dengan memberikan kasih sayang ekstra tetapi berujung kegagalan.

Yakub dalam ketenangannya sangat menghargai hal-hal spiritual. Yakub alias Israel memiliki kecerdasan Spiritual (spiritual quotient). Ia mampu melihat dan memaknai betapa pentingnya berkat dan perkenanan Tuhan dan orangtua dalam kesuksesan dirinya di masa yang akan datang. Yakub telah mampu hidup tenang, menguasai diri dan belajar bagaimana ayahnya telah belajar dari sang kakek Abraham mengenai kunci hidup dalam kesuksesan secara jasmani dan rohani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun