Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Renungan Natal Tahun 2022 - Jalan Pertobatan Para Majus

19 Desember 2022   21:31 Diperbarui: 19 Desember 2022   21:44 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Para Majus hendak masuk kota Yerusalem (pixabay.com)

Aku seharusnya senang dengan kematian yang lain.

Stanza ketiga puisi terkenal karya penyair Inggris T.S Eliot yang ditulisnya tahun 1927 menggambarkan akhir perjalanan panjang para Majus yang mencari Sang Raja agung. 

Setelah akhirnya mereka menemukan Sang Putra Natal dan menyembah-Nya, mereka akhirnya kembali kepada kehidupan yang entah mengapa menjadi begitu asing. Mereka seperti tidak lagi menyatu dengan budaya yang membesarkan mereka.

Ada korelasi antara kisah puisi tersebut dengan tema Natal PGI dan KWI tahun ini yang mengambil tema "...Maka pulanglah mereka (orang Majus) ke negerinya melalui jalan lain(Matius 2:12b).

Dalam tradisi Kristen, orang-orang Majus yang  disebut berasal dari Timur adalah orang-orang yang ahli perbintangan dari Persia. Mereka melakukan perjalanan panjang dari negerinya menuju Yerusalem karena mereka telah melihat satu tanda yang ajaib di langit yaitu sebuah bintang spesial.

Perjalanan dari Persia ke Yerusalem jika dilihat dari googlemaps mencapai jarak sekitar 1150 km atau bila kita merujuk kepada kitab perjanjian lama Ezra "Tepat pada tanggal satu bulan pertama ia memulai perjalanannya pulang dari Babel dan tepat pada tanggal satu bulan kelima ia tiba di Yerusalem, oleh karena tangan murah Allahnya itu melindungi dia" (Ezra 7:9)

Jadi perjalanan berbulan-bulan tersebut dapat dikatakan sebuah perjalanan mahal dan beresiko tinggi. Mahal karena harus mempersiapkan bekal makan, pakaian, logistik termasuk uang. Beresiko tinggi karena tentu ancaman perampok, penyakit badai gurun dan lain sebagainya.

Tentulah orang-orang ini memiliki alasan logis dan kuat untuk berani meninggalkan kenyamanan negerinya dan mempertaruhkan nyawa demi mengejar bintang yang belum pasti akan membawa mereka kepada tujuannya

Perjalanan orang Majus niscaya bukan sekedar perjalanan biasa, melainkan sebuah perjalanan spiritual manusia. Ya, manusia-manusia yang dalam tanda kutip sudah mapan, sudah memiliki segalanya namun ternyata masih merindukan pengalaman spiritual yang nyata.

Peristiwa maha besar dalam sejarah manusia adalah kelahiran sang Firman menjelma menjadi manusia. Allah memanggil orang-orang "kafir" untuk menjadi saksi kehadirannya menyapa manusia pada natal pertama.

Para Majus masuk ke Yerusalem kota besar itu dengan asumsi akan menemukan Sang Raja dalam istana megah Herodes. Tetapi Putra Natal tidak tinggal dalam istana megah Yerusalem. Mereka salah! Mereka keliru!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun