"Sudah jangan nangis, kalau kamu menangis Mamamu akan sedih. Mendingan berdoa biar Mama mu baik-baik saja," ucap Bibiku melalui ponsel anaknya.
Keadaan rumah benar-benar kacau. Panas badannya terus saja bertambah, perut membengkak dan tatapan yang begitu kosong membuatku pikiran yang tidak-tidak. Aku mencoba untuk menepiskan pikiran buruk itu dan percaya bahwa Allah memberikan penyakit itu tentu dengan kemampuan kita.
Abangku sangat marah dan langsung berkata, "siapa yang ngerjain mamaku? Awas saja kalau aku tahu siapa orangnya, akan kuhabisi," ujarnya dengan penuh amarah.
Note: Aku punya 2 Abang laki. Satu di perantauan sudah menikah dan satu lagi di kampung. Sedangkan aku sendiri juga pergi merantau setelah tamat SMA.
"Kapan kau pulang?"
"Be-besok aku akan pulang."
"Ya cepat kau pulang dan tunggu aku sampai di kampung."
"Iya, hiks."
Dari kejauhan terdengar suara ambulance yang keras dan banyak orang berdatangan ke rumahku untuk membantu Mama dibawa ke rumah sakit. Sebelum itu sudah ada Bidan yang mencek kondisi mama dan tensinya sangatlah tinggi hampir 200.
Waw, pantas saja badannya terasa panas sekali dan kesadarannya pun mulai hilang.
Kuhubungi pacarku dan bercerita semuanya. Dia datang ke mess untuk menjemputku dan kami pergi ke rumahnya. Ketika diperjalanan kupeluk tubuhnya dan menangis sejadi-jadinya. Kuluahkan semua rasa sedih dan takut yang ada di punggungnya.
Ketika sampai, Mamanya pun memberikan pelukan hangat seraya memberikan semangat untuk berdoa agar Mamaku baik-baik saja.
"Seli tenang ya sayang, Ibuk sama Bapak bantu carikan mobil pulang ke kampung halaman ya. Jangan berlarut-larut sayang, nanti Mamamu bisa kepikiran," ujarnya.
"I-iya, Buk, tapi Mama sa-sakit, hiks." Begitulah seterusnya hingga pagi. Setelah bangun, aku pun bersiap-siap kembali ke mess dan membereskan semua barangku. Semalam pacarku sudah memberitahu boss  bahwa aku harus pulang kampung dan mengambil sisa gajian bulan ini.
Perpisahan ini membuatku dilema. Jujur, aku tidak ingin pergi dari sini, dari dia dan dari semua yang ada di kota ini. Namun, ada wanita hebat yang sedang menunggu kedatanganku yaitu Mama.
Kurelakan semua yang ada di kota, kutinggalkan laki-laki yang begitu aku cintai, kusayangi dan satu-satunya orang yang sangat aku inginkan dalam hidupku untuk terus bersama ke depannya.