Penulis perlu membatasi ruang lingkup yang ditulis secara jelas agar tidak kehilangan arah, ritme emosi dalam pemaparan, dan akhir tulisan memberi kesimpulan tajam bermakna. Â Â
3. Hindari Memaksa Menulis Tanpa Istirahat
Menulis adalah proses. Ia tidak bisa dipaksa dikerjakan layaknya sistem kebut semalam, istirahatlah cukup supaya pikiran segar. Khususnya dalam membuat tulisan panjang, tipe tulisan seperti ini membutuhkan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Itulah pentingnya membuat kerangka, agar penulis tidak lupa dan tetap fokus saat melanjutkan proses tulisan panjangnya.
4. Miliki Rekan Pembaca (Co-Reader)
Jadi penulis itu unik. Ketika menulis, maka yang dirasakan adalah selalu benar sendiri. Padahal, orang lain yang membaca belum tentu merasa hal yang sama. Miliki rekan/teman yang menjadi pembaca pertama kamu.
Sebelum masuk ke proses editing team redaksi, baiknya penulis mempunyai rekan yang membantunya dalam memberi saran dan kritik sebagai orang awam.Â
Ucapkan terimakasih pada kritik sekalipun kritik pedas! Hindari mudah tersinggung sebab kritik adalah 'bensin' bagi penulis untuk semakin mengembangkan cara ia memaparkan ide.
5. Belajar Berwirausaha
Siapa bilang keterampilan berwirausaha hanya untuk pengusaha? Pekerjaan yang bersifat keterampilan pribadi seperti menjadi Penulis, Pemasak/koki/chef, Pelukis, Pematung, Penjahit, Fotografer, Desainer, Dokter, Psikolog, dan lain sebagainya apabila ingin dikembangkan menjadi mata pencaharian terdapat 2 pilihan. Menjadi karyawan atau bekerja mandiri.
Jika memilih melakukannya secara mandiri maka kamu wajib memiliki kemampuan berwirausaha. Mulai dari pengelolaan dana modal (tak perlu membayangkan yang mewah; cukup yang dasar dan sesuai kemampuan), pengelolaan jasa/produk yang kamu jual, promosi layanan, hingga 'After Sales' atau 'Customer Loyalty' yang kamu berikan pada pembaca/client supaya makin cinta untuk baca tulisan kamu. Â