Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Saya Belajar Banyak dari Sebuah Pil Pahit

1 Januari 2025   20:42 Diperbarui: 2 Januari 2025   16:34 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: Pexels/Elsa Olofsson 

Tidak semudah membalikkan telapak tangan, saat seseorang ingin menemukan keindahan sebuah mutiara. Harus menyelam jauh dan berhasil menemukan kerang yang tepat. Saya membuka hati dalam-dalam, sebelum memetik hikmah yang diberikan Sang Khaliq.

Saya hanyalah manusia biasa, begitu pula pasangan saya. Saya tidaklah sempurna ketika kekuatan batin saya berada di tempat yang salah. Sebaliknya, dengan kerentanan psikologi yang dimiliki atau tidak, pasangan saya juga seorang manusia biasa. Dia menuntut agar menjadi dirinya sendiri dengan segala cara.

Terakhir. Sebelum berumah tangga, saya dikagumi pasangan sebagai seorang yang disiplin, berani, dan visioner. Tetapi saat kami berada dalam lingkaran yang sama, ternyata membuat suami sangat tersiksa. 

Ekspektasi kami berdua saling berbeda, dan ini tidak boleh disikapi secara negatif. Semoga bermanfaat.

***

Kota Kayu, 1 Januari 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun