Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Jadi Pengantin

3 Oktober 2024   21:43 Diperbarui: 3 Oktober 2024   22:10 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seandainya saja Azzam dan keluarganya tidak pernah datang melamar, dan bunda tidak harus melihatnya sebagai impian paling ditunggu oleh para gadis. Terus terang aku lebih suka hidup bersama mama dan adik-adikku saja.

Mungkin ini yang disebut trauma. Perasaan ngeri dan takut untuk berumah tangga.

Sebenarnya aku juga tidak ingat sejak kapan hal ini mengganggu perasaanku. Pemandangan menyedihkan yang terlalu sering kusaksikan dari pernikahan kedua orang tuaku, sepertinya telah melukai sisi batinku yang paling dalam. 

Seolah bunda dipertemukan dengan orang yang salah meski dia adalah ayahku sendiri.

Saat adikku Lisa meninggalkan kamar, aku segera menghubungi Karina. Aku mengetikkan pesan pada sahabatku itu, berkeluh kesah, dengan harapan mendapatkan titik terang yang bisa memantapkan hatiku.

"Hey, harusnya kamu bersyukur bisa menemukan jodohmu di usia sekarang. Insya Allah Azzam adalah laki-laki terbaik seperti yang diharapkan semua istri..." Karina terdengar ceria dan bersemangat.

Usiaku dan Karina memang terpaut lima tahun. Dan sampai sekarang belum ada tanda-tanda Karina akan menikah. Tidak heran kalau dari sudut pandang Karina, seharusnya aku menyambut gembira pernikahanku dengan Azzam.

Jika kita mensyukuri nikmat dari Allah, maka nikmat itu akan ditambahkan lagi. Begitu nasihat bunda sering-sering. Dan aku tahu bunda senantiasa berdoa untuk kedatangan hari bahagiaku ini. 

Bunda ingin aku mendapatkan jodoh yang terbaik, hidup bahagia dan tidak bernasib seperti apa yang dialami oleh bunda.

Tetapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi dengannya kelak. Saat ini posisi kaum perempuan masih sangat banyak yang memprihatinkan.

Ada yang memiliki suami tetapi menganggur saja dari waktu ke waktu. Mulai dari yang tidak punya banyak keterampilan sampai yang pilih-pilih kerja. Ada pula yang memiliki suami bekerja, tetapi justru pelit dan bersikap kasar kepada istrinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun