Kaif bukan darah dagingnya, tetapi pria itu merasa bahagia setiap kali memberikan sekedar makanan atau mainan yang diinginkan Kaif kecil. Hingga dia tumbuh besar dan mendapatkan pekerjaan, pria itu mulai sakit-sakitan dan Kaif merawatnya.
"Aku merindukanmu..." bisiknya perih.
Satu sisi hatinya turut terluka demi mendengar hardikan ayah gadis itu. Meski bersalah, dia terus mempertahankan diri di hadapan istri dan anaknya.Â
Ternyata mempunyai keluarga yang utuh tidak selalu menjanjikan apa yang diharapkan. Seperti negara yang besar, terus saja mencari cara untuk mendapatkan semua dari muka bumi. Benar saja apa yang dikatakan gadis itu. Kebahagiaan menjadi kelabu. Hanya ada penderitaan dan kehilangan.
*
Salju masih betah menutupi kota Moscow. Kaif diberhentikan dari pekerjaannya karena terbukti menjual salah satu ternak dan menggelapkan hasilnya.Â
Petugas menunda interogasinya karena insiden kebakaran sehingga dia terus berstatus tahanan.
Rasya telah pulang ke rumahnya karena dijemput sang ayah dua pekan sebelumnya. Kaif sempat merasa gembira dan menganggap ini pertanda yang baik.
Ternyata remaja itu salah!Â
Rasya menyelipkan secarik kertas kepada tetangganya untuk disampaikan kepada Kaif. Dalam surat itu dia mengungkapkan rasa sedihnya karena ayahnya  menjadikannya tebusan utang. Uang yang dihabiskan untuk menyenangkan wanita lain itu ternyata berasal dari rentenir.Â
Gadis itu juga mengatakan bahwa dia bukanlah anak kandung dalam keluarga itu. Itulah mengapa dia selalu diabaikan, sampai seseorang ingin merenggut kehormatan dirinya ketika itu.
Kaif tak punya pilihan. Dia sudah kehilangan ayah angkatnya, dan kini akan kehilangan gadis malang yang dicintainya.