Sebagai contoh, suatu pagi pria itu berjalan terburu-buru ke sebuah toko roti dan memesan salah satu kegemaran istrinya. Dia tak banyak bicara seperti hari-hari yang lainnya, sampai pemilik toko mengatakan tidak melihat si cantik Natsya.
Pria itu mengumbar senyum sambil berkata, "Dia sedang memperjuangkan cinta di antara kami..."
Pemilik toko tak menimpali kata-kata pria itu sebab dia cepat membalikkan badannya keluar toko, lalu menyeberang jalan dengan keriangan yang terlihat dari ayunan sepatu merahnya.
Begitulah. Tak banyak pria dewasa yang memahami bagaimana dia akan membahagiakan pasangannya.Â
"Pria selalu membanggakan dirinya, namun  si dia menangis di belakang punggung Anda," sahut pria itu saat seseorang bertanya kepadanya."Terlalu misterius untuk mengerti apa yang diinginkan si dia..." katanya lagi. Sepasang matanya mengintip dari atas kacamata hitam yang dia turunkan.
Memang benar.Â
Pria itu menelepon saat dia masih beberapa jarak dari rumahnya. Bersamaan saat dia turun dari mobilnya, wanitanya juga keluar dari dalam rumah dengan senyum rindu.Â
Mereka berdua saling menghampiri satu sama lain. Sama-sama berlari-lari kecil dengan hati tak sabar. Pria itu dan wanitanya bertemu di satu titik, merapatkan kening keduanya tanpa berkata-kata lagi.Â
"Terkadang sebuket besar bunga tak lebih penting dari dirimu sendiri," kata pria itu lagi.
"Wanita menginginkan pria menemaninya di rumah seharian, atau membantunya membawa tas belanjaan..." dia menggerakkan telunjuknya.
"Dan itu sangat konyol menurut pria!"