*
Kota Dreamtown belum benar-benar tertidur, saat aku bermalam di rumah sahabat lamaku. Beberapa penduduk menikmati camilan kecil sambil menyimak berita di koran, atau sekedar membicarakan pekerjaan hari ini.
Tak banyak yang mereka harapkan tentang hari esok. Laut di sekitarnya seperti ibu yang selalu memberi kehidupan saat mereka datang. Tidak hanya ikan-ikan, tetapi semua yang berguna untuk anak-cucu nanti.
"Bagaimana dengan pria itu selanjutnya?" tanyaku.
Sofia merapatkan syal di lehernya, sambil terus saja memandangi rumah-rumah di depannya.
"Pria itu menerima kelahiran puteranya, tetapi dia kehilangan Natsya..." lanjutnya.
"Lalu, kenapa rumah-rumah itu semua berwarna biru?"
Sofia menatapku manja. Tersenyum menggodaku seakan aku sebenarnya sudah mengetahui jawaban pertanyaanku.
"Itu adalah warna yang paling disukai wanitanya. Pria itu meminta bantuan penduduk agar dia bisa selalu mengenang mendiang Natsya."
"Seperti itu? Jadi ini tidak ada hubungannya dengan film pencarian sebuah desa yang hilang?"
Gadis itu menggeleng.Â