Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Istri Cerdas Akan Membangkitkan Semangat Hidup Pasangannya

27 Mei 2023   06:16 Diperbarui: 27 Mei 2023   06:54 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
LifeHack dari Pinterest

Menikah dan menjadi istri, adalah hal menyenangkan bagi wanita. 

Menyenangkan karena akan melepas masa lajang. Menyenangkan karena akan menjadi yang tercantik pada hari pernikahan. Menyenangkan karena akan segera punya momongan yang lucu-lucu. 

Sampai-sampai rela selama berbulan-bulan melakukan berbagai persiapan pesta pernikahan. 

Di antaranya, ada yang berjuang menciptakan vibes Walt Disney, dan ada juga yang menciptakan "dunia fantasi" yang identik dengan peri-peri cantik.

Tetapi apakah wanita sadar dan mempersiapkan pula bagaimana menjadi istri yang istimewa?

Menjadi istri yang istimewa bukanlah keahlian setiap wanita. Terlebih lagi jika wanita tidak pernah berpikir ke arah sana. Menakar pernikahan dan rumah tangga hanya dari sudut pandang yang menyenangkan saja. Hanya mau yang indah-indah saja.

Jika diperhatikan, hanya mereka dengan kriteria tertentu saja yang akan sampai di garis finish dan terus dicintai pasangannya meski keduanya telah dipisahkan oleh maut. 

Hmmm...

Beberapa kali saya sengaja memperhatikan hubungan pernikahan yang langgeng dari pasangan yang sudah dikaruniai cucu dan cicit. Betapa indahnya....

Sheila on 7 Saat Aku Lanjut Usia

Selain itu, semasa remaja saya juga menemukan lirik lagu dari band favorit, Sheila on 7 yang salah satu penggalannya seperti ini: 

Genggam tanganku saat tubuhku terasa linu
Kupeluk erat tubuhmu saat dingin menyerangmu
Kita lawan bersama, dingin dan panas dunia
Saat kaki t'lah lemah kita saling menopang
Hingga nanti di suatu pagi salah satu dari kita mati
Sampai jumpa di kehidupan yang lain

Bukan main. 

Dalam lagu ini saya melihat harapan cinta yang tidak mudah goyah. Mereka memimpikan akan saling mengasihi sampai tua, sampai renta, sampai mati, dan memimpikan akan bertemu lagi di kehidupan berikutnya.

Maka terbetik pertanyaan di dalam hati, bagaimanakah caranya sepasang suami istri bisa terus saling setia dan solid dalam rentang waktu yang lama?

Belajar dari Bunda Roselina dan Ayahanda Tjiptadinata

Setelah bergabung di "rumah bersama" ini, dan menemukan kisah pengalaman maestro Kompasiana, Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda kesayangan Roselina; saya pun mendapatkan jawaban pertanyaan tersebut.

Mari mengingat sejenak.

Dalam biduk rumah tangga, seorang suami adalah nahkoda yang akan menentukan arah perjalanan. Tentunya seorang suami ingin membawa seisi kapal menuju pulau harapan, pulau bahagia, dengan selamat sentosa. 

Tetapi di sisi lain, selama berlayar tidak mustahil kapal akan menemukan terpaan hujan badai dan angin kencang. Berbagai hambatan, tantangan, dan ujian dalam rumah tangga ibarat ombak yang akan datang silih berganti menghampiri. 

Kita ambil contoh salah satunya adalah situasi ekonomi yang terpuruk.

Di sinilah peran istri dibutuhkan untuk menjadi teman yang baik. Menyokong keadaan nahkoda kapal agar bisa melewati dengan baik terpaan badai yang datang.

Kesetiaan istri seakan diuji. Apakah istri akan tetap bertahan, atau berlalu?

Menyimak dialog antara bunda Roselina dan ayahanda Tjiptadinata puluhan tahun silam, saya merasa sangat terkesan sekaligus sangat terharu. 

Saat itu ayahanda dirawat di Mount Elizabeth Hospital Singapura karena mengalami gangguan pernapasan akibat terhirup racun serangga dalam gudang kopi miliknya. 

Seharusnya kopi yang siap dikirim ke luar negeri dan sudah diberikan racun anti serangga, dikunci selama semalaman. Tetapi saat itu karyawan lupa memberitahukan keadaan gudang dan ayahanda berada di sana untuk menimbang kopi lainnya. 

Sesampainya di rumah, ayahanda mengalami pendarahan dari hidungnya. Saat dibawa ke rumah sakit, dokter merujuk ke sebuah rumah sakit di Singapura. Di sana ayahanda menjalani operasi medis sebanyak empat kali untuk lolos dari maut yang mengintai.

Di tengah kesedihan hatinya, Bunda Roselina berkata, "Sayang, Lin tidak mungkin akan bertahan hidup tanpa Koko...."

Sebaris kalimat ini diucapkan dengan tulus. Sebaris kalimat yang amat istimewa di telinga seorang suami yang membutuhkan dukungan. 

Bagi seorang suami yang sedang memikirkan seribu kekhawatiran, seribu kecamuk, dan benak dipenuhi berbagai bisikan yang melemahkan, kalimat yang dibutuhkan adalah kalimat yang mempunyai ruh dan dapat membangkitkan semangat hidup kembali.

Bunda Roselina sangat cerdas. Benar-benar cerdas. Beliau berdua pun akhirnya lolos dari kemelut yang menakutkan.

Jawaban Bunda Roselina kepada saya

Saya teringat pada pertemuan kopdar dengan beliau berdua pada Agustus 2022 lalu. Di dalam mobil dan disaksikan oleh putri saya, disaksikan juga oleh sahabat beliau yaitu ibu Sulikah, serta kompasianer Ali Musri Syam yang menyetir mobilnya mengantarkan kami, saya menyampaikan pertanyaan yang lama tersimpan dalam hati: 

"Apa yang membuat Bunda melakukan ini semua untuk Ayahanda?"

Detik berikutnya beliau menjawab, "Janji pernikahan. Bunda sudah berjanji akan setia dalam susah dan senang. Dalam sakit, dan sehat." Jawaban yang membuat saya merenung.

Sahabat pembaca, kiranya apa yang dilakukan Bunda Roselina, sejatinya wanita seperti kita juga dapat melakukannya. 

Mencintai pasangan dengan tulus, tidak menakar pernikahan dari sudut pandang ingin bahagia saja, dan setia dalam suka maupun duka. 

Semoga menginspirasi.

**

Kota Kayu, 27 Mei 2023

Ayra Amirah untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun