Menyimak dialog antara bunda Roselina dan ayahanda Tjiptadinata puluhan tahun silam, saya merasa sangat terkesan sekaligus sangat terharu.Â
Saat itu ayahanda dirawat di Mount Elizabeth Hospital Singapura karena mengalami gangguan pernapasan akibat terhirup racun serangga dalam gudang kopi miliknya.Â
Seharusnya kopi yang siap dikirim ke luar negeri dan sudah diberikan racun anti serangga, dikunci selama semalaman. Tetapi saat itu karyawan lupa memberitahukan keadaan gudang dan ayahanda berada di sana untuk menimbang kopi lainnya.Â
Sesampainya di rumah, ayahanda mengalami pendarahan dari hidungnya. Saat dibawa ke rumah sakit, dokter merujuk ke sebuah rumah sakit di Singapura. Di sana ayahanda menjalani operasi medis sebanyak empat kali untuk lolos dari maut yang mengintai.
Di tengah kesedihan hatinya, Bunda Roselina berkata, "Sayang, Lin tidak mungkin akan bertahan hidup tanpa Koko...."
Sebaris kalimat ini diucapkan dengan tulus. Sebaris kalimat yang amat istimewa di telinga seorang suami yang membutuhkan dukungan.Â
Bagi seorang suami yang sedang memikirkan seribu kekhawatiran, seribu kecamuk, dan benak dipenuhi berbagai bisikan yang melemahkan, kalimat yang dibutuhkan adalah kalimat yang mempunyai ruh dan dapat membangkitkan semangat hidup kembali.
Bunda Roselina sangat cerdas. Benar-benar cerdas. Beliau berdua pun akhirnya lolos dari kemelut yang menakutkan.
Jawaban Bunda Roselina kepada saya
Saya teringat pada pertemuan kopdar dengan beliau berdua pada Agustus 2022 lalu. Di dalam mobil dan disaksikan oleh putri saya, disaksikan juga oleh sahabat beliau yaitu ibu Sulikah, serta kompasianer Ali Musri Syam yang menyetir mobilnya mengantarkan kami, saya menyampaikan pertanyaan yang lama tersimpan dalam hati:Â
"Apa yang membuat Bunda melakukan ini semua untuk Ayahanda?"
Detik berikutnya beliau menjawab, "Janji pernikahan. Bunda sudah berjanji akan setia dalam susah dan senang. Dalam sakit, dan sehat." Jawaban yang membuat saya merenung.