Pada tahun pertama pernikahan kami, Tiger mengatakan budaya minum teh adalah sesuatu yang sangat penting untuk relasi dan juga persahabatan. Untuk itulah dia mempelajarinya, dan aku pun harus melakukan yang sama.
Saat kami berada dalam masa bulan madu, dia mengejutkanku dengan menunjukkan lebih dari dua ratus cerek air panas miliknya.Â
Tiger benar-benar mengoleksi beragam model teko yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Mulai dari yang lucu, elegan, sampai yang sangat klasik. Tiger mendatangkannya bahkan dari berbagai negara.
"Wow! Itu sangat keren!"
Aku menutup mataku, teringat dan terbayang tahun-tahun berlalu.
Tiger sangat suka teh warisan suku tua yang menjadi budaya selama berabad-abad lamanya. Ivan chai, mungkin kamu belum mendengarnya.Â
Saking sukanya, dia mengajariku bagaimana memilih daun muda tumbuhan Chamaenerion angustifolium, (hmm, sangat susah menyebut namanya). Lalu menggiling dengan prosessor yang ada di setiap rumah.Â
Jika memungkinkan, kamu dapat mengeringkannya dengan sinar matahari alami, atau memasukkannya ke dalam oven bersuhu 110 derajat celcius selama 20 menit. Lakukan juga dengan bunganya. Dia tidak akan menjadi gelap, tetap berwarna ungu dan memesonamu.
"Apa alasan suamimu sangat menyukainya?"
Tentu saja karena ivan chai adalah jenis teh herbal yang terpercaya. Cita rasa yang sangat lembut dan tidak akan membuatmu ketagihan, tetapi memiliki aroma yang baik.
Jika kamu teratur menikmatinya, teh ini tidak hanya meningkatkan energi tubuhmu, tetapi juga meremajakan tubuh, mengurangi kelelahan, dan meningkatkan imunitas.Â