Jantungku berdegup kencang. Darah mengalir cepat. Apa yang harus kukatakan?
Malam itu polisi membawaku untuk dimintai keterangan. Seisi asrama menatap dengan nanar. Setelah dua hari Jane tidak berada di kamarnya, akhirnya aku terjebak dalam masalah. Ya ampun!
Di kantor, petugas menunjukkan foto ketika Jane ditemukan dan itu lebih mengagetkan lagi. Dia terbaring di atas tanah dengan mata dan mulut terbuka. Sepertinya dia mati secara perlahan dan begitu menderita. Tapi siapa yang tega melakukannya?
"Dia mengalami pelecehan seksual, Nona. Apa Anda tahu siapa kira-kira pelakunya?"
*
Bulan purnama bersinar terang. Laki-laki bertubuh jangkung terlihat menunggu dengan perasaan gelisah. Dia hanya membeku, sampai sebuah taksi datang dan gadis berambut coklat menyembulkan kepalanya di jendela.
Ya, itu Jane, teman kamarku. Mereka berbicara sebentar, lalu laki-laki itu ikut masuk ke dalam taksi yang membawa mereka entah ke mana.Â
Malam sudah cukup larut. Suasana jalan terlihat mulai sepi.Â
Di tengah perjalanan, Jane mengadu bahwa ponselnya terjatuh dari tempat tidur bertingkat di asrama. Dia berharap pacarnya bisa membantunya membelikan yang baru.
"Sayang, bukankah kita baru saja membeli sepatu roda impianmu? Kita harus menunggu sampai aku mendapat fee berikutnya ..."