Tempat penitipan hewan mengatakan para keluarga itu tak pernah datang lagi mengambil mereka.Â
Hewan yang telah menua membuat mereka tidak tertarik dan beralih dengan yang baru. Para petugas mendapat laporan tentang hewan yang diikat di tiang lampu tetapi pemiliknya sudah pergi dari sana.
Maka, begitu nyonya Elaine menambahkan wine dalam gelasku, aku memberanikan diri bertanya kepadanya. "Jika boleh bertanya, sebenarnya apa yang membuat Anda sangat menyayangi kucing-kucing ini, Nyonya?"
Wanita itu menatap seakan heran dengan pertanyaanku. Dia merapatkan bibir tipisnya yang berwarna merah pucat, dan berhenti mengunyah makanan yang tadi disuapnya. Seperti biasa, dia juga menyorongkan ujung dagunya dan memberi kesan manja.
"Karena mereka sama seperti kita. Tentunya mereka juga ingin diperlakukan dengan baik, bukan?"
Hmm... sebuah jawaban yang humanis.
"Dia ingin menebus kesalahannya saat remaja. Dia pernah menembak mereka karena taruhan!"
"Bean? Apa yang kau bicarakan?"
*
Kalian tahu, nyonya Elaine menjadi sangat sedikit bicara setelah itu. Dia tersinggung atau merasa diperlakukan dengan jahat di hari ulang tahunnya.Â
Kelihatannya mereka tidak akan berbaikan setelah ini. Entahlah apakah ini sama artinya nyonya Elaine gagal menikah lagi?
Mungkin semua orang bisa belajar dari apapun yang dia temui. Mungkin juga dia tidak perlu belajar semua itu karena hidupnya berjalan begitu sederhana.