"Aku justru ingin bertanya tentang papan nama."
"Papan nama?" dia membetulkan kacamatanya.
"Maksudku ada sebaris kalimat di depan kios buku ini. Apakah artinya: buku-buku bodoh?"
Wanita itu tertawa, lebih tepatnya tergelak, seolah perkataanku begitu menggelitik selera humornya.
"Kau membuatku merasa lapar!"
Aku memperhatikannya membuka laci, lalu mengeluarkan stok rotinya yang masih baru.
"Apa maksudmu dengan buku-buku bodoh?" dia bertanya, sambil mulai memanggang rotinya dengan sedikit olesan mentega.
"Tentu saja, semakin kau membaca buku dan mengambil pengetahuan di dalamnya, dirimu semakin merasa bertambah bodoh, bukan?"
Aku tak percaya. Jadi itu penjelasannya??
"Hanya orang bodoh yang mau membaca buku, dan hanya orang gila yang mau mengembalikan buku bagus yang dipinjam dari kawannya!"
Apa??
"Aku sudah tujuh belas tahun menjadi bouquinistes. Dan semua turis yang datang mengatakan kami menjual buku-buku bagus.