Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suatu Hari di Musim Panas

10 September 2022   09:03 Diperbarui: 10 September 2022   09:18 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku perlu tahu kenapa ayah tidak menghargai jerih payah ibu? Tidak cuma berjuang melahirkan anak-anaknya, ibu bahkan sedikit sekali tertidur karena selalu menjaga kami anak-anaknya

Ayah adalah kepala keluarga tetapi tidak sempat menanyakan bagaimana sekolahku. Apakah adik sudah mulai sembuh dari demam, atau apakah kami ingin makanan lain seperti biskuit, misalnya? Semua pekerjaan ini diambil alih oleh ibu.

*

Suatu hari di musim panas. Aku tidak dapat mengikuti liburan bersama teman-temanku. Kami tak mempunyai dana karena ayah kehilangan pekerjaannya.

Aku berjalan sendiri, membuang segala yang menekan dalam kepala. Memikirkan hal yang tidak kita miliki, hanya akan menambah kesedihan.

Bunga-bunga zinia menggodaku. Warna mereka bagai menghangati semangatku. Aku memetiknya, membawanya ke dalam tas kecilku.

Kawanan burung kecil terbang memenuhi langit. Mereka saling berkumpul layaknya sebuah pesta pertemuan. Reuni antara sahabat-sahabat lama.

Aku memejamkan mata saat semilir angin berhembus. Aku merasakan kebahagiaan dari semua ini. Tentang hidup yang berjalan mengikuti arah kebenaran. Seseorang tak bisa lari darinya.

Tomorrow's fate can change
Believe what you can't see
Flowers dance in the wind
Appreciate it all

(Nasib besok bisa berubah
Percaya apa yang Anda tidak bisa melihat
Bunga menari tertiup angin
Hargailah semuanya)

Semua keluarga menyukai anak perempuan. Ayah dan ibuku juga merasa kehadiranku seperti sebuah permata yang berharga.

Aku tak perlu memikirkan mengapa ayahku begini dan begitu. Kami harus menghargai kesetiaan dan cucuran keringatnya.

Pertengkaran di antara mereka bukan bagian dari duniaku. Aku tidak ada di dalam lingkaran itu. Semua orang dewasa akan menempuh banyak cara untuk menyelesaikan masalah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun