"Kau juga bekerja di sini?" Ups... Aku menutup mulutku dengan jariku. Dasar bodoh!
"Maksudku, apa kau suka buku itu? Buku anak-anak..."
Gadis itu menutup buku yang dibacanya, lalu memandang bergantian antara sampul depan dan belakang.
"Aku akan menjadi tenaga pendongeng di sini, enam bulan lagi. Para orang tua dapat membawa balita mereka untuk dikenalkan pada literasi..."
Aku terpana, tak satu pun kata yang bisa kuucapkan.
"Kau tidak ingin kuliah di kota ini?" kataku akhirnya.
"Oya, kita belum berkenalan. Namaku Joe, tapi aku sudah tahu namamu. Emily, kan?"
Gadis itu tersenyum geli, sepertinya dia sangat terhibur dengan kegugupanku. Baiklah, mode serius on.
"Aku sudah dengar rencana Ibu Kepala untuk para balita. Apa kau juga suka anak-anak?"
Tiba-tiba Emily murung, seperti ada yang diingatnya tapi tak ingin dikatakannya.
"Joe, aku harus ke lantai empat. Lain kali kita ngobrol lagi yaa..."