Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Petualangan Mimi dan Koko

24 Juli 2022   05:46 Diperbarui: 24 Juli 2022   06:57 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Vimal Chandran/Bored Panda/Pinterest

Mungkin ayahmu tidak berpikir untuk memberikan hadiah buku, tetapi yang lainnya. Mainan model baru, sepeda, atau bahkan jalan-jalan dan menginap di hotel.

Sebagai temannya, kamu agak sedih karena Mimi dan adiknya, Koko, selalu menerima buku di hari ulang tahun atau hari istimewa lainnya. Naik kelas dan mendapat peringkat satu di kelas, misalnya.

Saat berkunjung ke rumahnya, kamu melihat sendiri buku-buku itu disusun di rak besar. Dengan rasa heran akhirnya kamu bertanya, "Apa yang kalian lakukan dengan buku-buku ini?"

Bagimu, mempunyai buku yang banyak sama artinya dengan menghilangkan sebagian waktu untuk bermain. Ini sangat membosankan, dan pasti menyebalkan.

Tetapi ketika Mimi membisikkan sesuatu ke telingamu, darahmu mengalir cepat. Jantungmu berpacu, dan matamu berbinar.

Malam ini pun kamu masih memikirkan perkataan temanmu itu. Jika semua itu benar, pasti menyenangkan menjadi Mimi dan Koko. 

*

Seperti biasanya, selesai makan malam bersama, Mimi dan Koko masuk ke kamarnya. Ayah Mimi hanya mengizinkan anak-anaknya bermain pada siang hari. Malam hari mereka harus fokus untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah.

Baca juga: Membakar Kenangan

Sekitar pukul delapan malam, Mimi memberi kode kepada adiknya. Koko pun bergegas menyimpan buku-buku pelajaran ke dalam tas.

Dengan wajah cerah, Mimi dan Koko meraih salah satu buku di rak besar dan membawanya menaiki tangga imajinasi.

Buku itu berjudul Desert Children karya Waris Dirie. Kira-kira, buku ini bercerita tentang situasi di gurun pasir. Keduanya sangat penasaran, tapi apa boleh buat buku ini baru mendapat giliran dibaca saat sekolah sudah dimulai.

Mungkin ayahmu tidak berpikir untuk memberikan hadiah buku di awal liburan sekolah. Tetapi ayah temanmu membeli sepuluh buku petualangan anak dan sepuluh buku sains untuk mereka. 

Bagi Mimi dan Koko, ini jauh lebih menarik ketimbang bermain sepeda sepanjang musim liburan atau berjalan-jalan ke wahana hiburan sekalipun.

Kamu sebenarnya tak percaya sama sekali tentang tangga imajinasi itu. Tetapi temanmu dan adiknya sekarang sudah sampai di atas rak buku mereka, dan menaiki tangga sekali lagi sebelum sampai pada sebuah pohon. 

Tentang pohon itu, kamu juga merasa heran bagaimana pohon seperti itu bisa berada di dalam kamar mereka.

Yang jelas temanmu dan adiknya tampak sangat rukun dan santai membaca buku yang dibawa.

*

Mimi dan Koko terpana. Sejauh mata memandang, terhampar lautan pasir tanpa satu pun pohon untuk berlindung.

"Kita benar-benar sampai di gurun?" kata Koko bersemangat.

"Kelihatannya begitu," sahut Mimi. 

Keduanya kemudian mulai berjalan, berusaha mencari tahu apakah ada sesuatu yang bisa ditemukan.

Sampailah mereka di sebuah negara bernama Somalia, dimana orang-orang kulit hitam sedang melakukan upacara adat.

Mimi tak memahami bahasa orang-orang itu, tetapi dia dan adiknya mendengar jeritan kesakitan dari dalam kamar sebuah rumah.

Rupanya sebelum menikah, anak-anak perempuan harus lebih dulu menjalani ritual turun-temurun dari nenek moyangnya. 

Mutilasi genital perempuan (MGP) sangat kejam dan merupakan sebuah penyiksaan karena memotong sebagian atau keseluruhan organ kelamin luar anak perempuan. Terkadang malah dirusak, dicongkel, atau dibakar.

Tujuannya untuk menandai peralihan ke masa dewasa, menjaga kesucian, menjaga keperawanan, bahkan keindahan.

Mereka yang tidak melakukan ritual ini dianggap kotor dan disebut pelacur, pantas untuk diasingkan dari masyarakat.

Sebagai dampaknya, korban akan mengalami pendarahan, infeksi tetanus, luka yang sulit sembuh (ulserasi), demam tinggi, retensi urin, infeksi saluran kencing, trauma psikologis, depresi, demam tinggi, sampai berujung kematian.

Pengalaman menyakitkan tersebut turut dirasakan gadis kecil berusia lima tahun dalam buku yang dibaca Mimi dan Koko. 

Diceritakan gadis itu kemudian tumbuh besar dan menjadi top model terkenal yang pemberani. 

Bersama rekannya, seorang jurnalis, dia menyuarakan kekejaman atas nama budaya yang dibawa kaum imigran Afrika dan sudah merambah Eropa dan Asia ini, agar diberantas sampai ke akar-akarnya.

*

Mimi dan Koko terhenyak karena kisah kelam yang baru saja mereka baca. Kisah petualangan anak-anak gurun membuka mata mereka dan menambah wawasan.

Satu hal yang mereka syukuri, kehidupan yang sempurna dan bahagia telah dianugerahkan kepada Mimi dan adiknya.

Ayahmu mungkin tidak berpikir untuk memberikan hadiah buku, tetapi yang lainnya. Mainan model baru, sepeda, atau bahkan jalan-jalan dan menginap di hotel.

Tetapi kisah petualangan Mimi dan Koko, menantangmu untuk meminta hadiah buku-buku dari ayahmu pada musim libur sekolah berikutnya.

***

Kota Kayu, 24 Juli 2022

Cerpen Ayra Amirah untuk Kompasiana

Selamat harianaknasional2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun