Malam hari cuaca cerah, udara sedikit lebih hangat dari biasanya.Â
Aku belum mengantuk. Kuputuskan mengambil buku dan melanjutkan pelajaranku. Aku mulai menulis apa saja, sementara adikku sudah tertidur pulas.
*
Pagi sudah terbangun lebih dulu. Mamak dan bapak pun sudah tidak kelihatan. Hanya bukit hijau yang menyambutku.
Aku masuk ke dapur. Biasanya sudah ada ubi rebus, jagung bose, serta ikan bakar yang mamak siapkan untuk aku dan adikku.
"Oya, apa dia masih belum bangun?" aku keheranan, lalu beranjak menghampiri di kamar. Aku menjauhkan kain yang menutupi sebagian dirinya.Â
Kutepuk pipi adikku dan mulai mengoceh tentang rencana kami membakar jagung di dekat rumah pohon. Itu impiannya saat kami membantu bapak menanam jagung. Sekaranglah waktunya panen.
Tapi hey, kenapa tidak ada napas yang hangat keluar dari hidungnya seperti saat kami berpelukan di bawah kain selimut? Apa dia sakit?
Aku berlari ke ladang mencari mamak dan bapak untuk memberitahu. Kami juga harus memanggil paman dan ketua adat di kampung sebelah. Semoga saja dia tidak kenapa-kenapa.
***
Keterangan: