Dari dinding petak kamar yang pengap, kusam oleh kenangan lama. Dia mendengar detak jarum jam menari menghibur kesunyian.
Senja berganti gelap, dan bulan di langit bersinar pucat.Â
Dia senang bisa menikmati malam dari sedikit celah jendela. Dan lebih merasa senang lagi, akhirnya terbebas dari pekerjaannya yang dulu.
Dia adalah ibu tunggal yang pantang mengeluh tentang apapun. Dia harus menghadapi kesusahannya dengan hati rela.Â
Dia mengajarkan putrinya, kuat melangkah tanpa seorang ayah.
Kota Kayu, 25 Juni 2022
Cerpen Ayra Amirah untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H