"Ada banyak permasalahan yang memenuhi kepalaku, pastinya..."
"Ayolah Paula," aku membujuk. "Rasa sakit adalah isi dari kehidupan..."Â
"Ya, Ayra. Dan setiap orang dapat mengatasi rasa sakit sampai batas tertentu, tetapi bukan rasa sakit emosional yang kuat seperti yang kuderita," katanya dengan pipi mulai basah.Â
*
"Kau konyol!" tulis Susan dalam ketikannya.
"Aku turut menyesal atas perceraian orang tuamu..." sambungnya lagi.
"Kenapa kau tak cerita??" tulis Susan berikutnya.
Paula benar. Ada rasa sakit emosional yang kualami, tapi tentu kami tidak mempunyai ide yang sama.
Bunuh diri adalah sikap paling bodoh. Kita tidak pernah tahu kemana kaki kita berjalan. Mungkin dalam kegelapan yang kosong. Lebih menakutkan dari kecemasan yang dialami sewaktu di dunia.
Siapa yang tahu, suicidal tought ini juga pernah menimpaku. Aku ingin melompat dari lantai empat mall waktu itu. Aku akan tergeletak di lantai dengan tulang yang retak dan limpa yang pecah.Â
Orang-orang akan berlarian menjauh, sementara petugas akan membidik mayatku dengan judul: Lagi, Remaja Tewas karena Broken Home di koran.