Di meja makan, sambil menunggu si tomboy itu, aku mulai membaca grup perpesanan kami.
"Paula yang malang," seseorang dengan nomor kontak belum terdaftar menulis.
"Ada apa?" tanya yang lain.
"Penyidik menanyai gadis itu. Katanya dia lebih baik bunuh diri daripada harus dilecehkan pacar ibunya..."
"Apa??"
Pagi yang aneh. Semua orang tertarik bergosip tentang teman semasa kecil. Mungkin sebaiknya aku keluar dari grup.
*
Jadi itu yang terjadi, ya?Â
Aku mengangguk. Gadis itu, Paula, sudah ada di hadapanku. Sepertinya dia sangat nyaman di tempat rehabilitasi. Tapi aku diminta berjanji tidak mengajak yang lainnya datang.
"Mengapa kau bisa berpikir untuk bunuh diri, Paula?" aku tak sabar.
Mata sayunya memandang keluar jendela. Seorang remaja lelaki terlihat duduk di kursi roda ditemani perempuan yang kemungkinan adalah ibunya.