Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suicidal Tought of Paula

16 Juni 2022   10:36 Diperbarui: 16 Juni 2022   10:55 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai bintang di sekolah Senior High School, kita mengerti Paula adalah gadis populer yang juga berbakat. Kecerdasannya bisa dibilang diwarisi dari ayahnya yang seorang bankir dan ibunya sebagai dosen ilmu pasti. 

Minggu lalu secara kebetulan kutemukan koran lama di salah satu sudut perpustakaan daerah. Wajah Paula terpampang di halaman depan sebagai gadis yang nyaris mati saat ditemukan keluarganya. Tidak salah lagi, dia adalah Paula Within, teman kita semasa kecil dulu!

*

Hampir delapan puluh ketikan dari grup perpesanan yang baru akan kubaca. Cuaca tidak bersahabat akhir-akhir ini membuatku sedikit flu dan tidak bergairah menyentuh ponsel. Aku bahkan dengan lancar menghapus ratusan lainnya di hari sebelumnya.

Tapi selintas kulihat nama Paula di sana. Kucoba memusatkan perhatian membaca satu per satu.

Kami tak terlalu akrab pada saat sekolah, dan dia tidak tergabung dalam grup ini. Lalu mengapakah mereka membahasnya di sini?

"Kakakku berada dalam satu kelas piano dengannya. Paula naksir dengan guru pianonya. Tapi itu setahun lalu..." tulis Maria, dari sekolah lain.

"Apa dia kurang kerjaan?" timpal yang lain.

"Ada yang bilang dua bulan sebelum kejadian, Paula mondar-mandir pada psikolog..."

"Dia adalah korban perceraian kedua orang tuanya. Ibuku satu komunitas dengan Nyonya Emili," celetuk si gadis pompom.

Kepalaku mulai pening. Rasanya tak begitu penting mengetahui kabar tentang teman kita yang sedikit sombong.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun