Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pembuat Roti yang Mencuri

7 Juni 2022   09:20 Diperbarui: 7 Juni 2022   14:17 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*

Tidak kurang dari dua ratus juru masak berpengalaman dikerahkan untuk menyiapkan perjamuan. 

Meskipun merupakan pesta roti, raja memerintahkan agar aneka masakan lezat juga disediakan untuk melengkapi.

Pada siang hari semua persiapan telah selesai dilakukan. Rakyat berkumpul di halaman istana dengan senyum bahagia. Mereka mendengar bahwa setiap roti yang disediakan, di dalamnya tersisip sebutir berlian yang bisa dibawa pulang. Atau bisa juga ditukarkan dengan sepuluh koin emas.

Sebenarnya apa yang dilakukan Puteri Naura bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ia pun menjadi tidak sabar menunggu satu per satu dari mereka berseru telah menemukan berlian sebesar biji kapulaga.

Di luar dugaan, hanya sebagian kecil yang mengaku mendapatkan berlian. Sementara yang lainnya sangat yakin tidak menemukan atau menelan berlian di dalam roti. 

Mereka semua menjadi kecewa dan menganggap raja telah berbohong. Puteri Naura merasa malu dan segera berlari masuk ke kamarnya sambil menangis.

"Tuanku harus menyelidiki masalah ini. Berlian itu kita serahkan sebanyak seribu butir kepada baker kerajaan. Tapi mengapa hanya sedikit yang mendapatkannya?" bisik sang ratu di tengah kebingungan raja.

Akhirnya seluruh juru masak dan siapapun yang terlibat dalam perayaan, dikumpulkan di hadapan sang raja. 

Mula-mula raja membaca resep pembuatan roti Sourdough. Raja ingin tahu apakah ada kejanggalan di dalamnya atau sesuatu yang mencurigakan.

Bahan-bahan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun