Aku akan menghiburmu dengan kisah khayalan tentang bintang di langit malam, atau kisah apa saja yang kau sukai. Aku sangat percaya ini akan jauh lebih baik, sekalipun kau akan bersanding dengan lelaki lain di luar sana, nanti.
Biar kuberitahu, ini sama sekali bukan cerita tentang lelaki pecundang. Tetapi percayalah jika kau dan pasanganmu kelak mempunyai bayi perempuan, kalian akan melakukan segala macam cara untuk melindunginya, dan untuk membuatnya bahagia. Itu persis seperti yang dilakukan keluargamu terhadapku belakangan ini.
Dimulai dari kau dan suamimu, akan memilih baju apa yang pantas untuk bayi kecil kalian. Warna yang membuat jatuh hati, bahan yang lembut dan nyaman, atau desain yang tidak mengganggu dia merangkak.
Bagaimana dengan camilan untuk si bayi, atau orang-orang yang akan menggendongnya. Kalian akan memilih juga, bukan?
Jika ditanya mengapa orang tua selalu selektif kepada buah hatinya, kurasa jawaban itulah yang harus kuterima saat mereka menolak pemuda sepertiku mendekati anak kesayangannya.
Bukan karena kau adalah puteri seorang raja, hingga kau perlu dikawal dan dijaga prajurit berkuda, bahkan tak boleh keluar dari istana.
Jangan kau tanya apakah aku kecewa atau merana? Tidak sama sekali.
Aku senang bisa merelakanmu untuk seseorang yang akan menjadi jodohmu. Dia pasti lelaki yang terbaik yang akan menjagamu sepenuh jiwanya. Tepat seperti janji pernikahan yang diikrarkan.
Baiklah, jika kau sudah paham, sekarang tolong pejamkan matamu. Aku akan mengajakmu berjalan-jalan menyusuri sebuah sungai.Â
Pertama-tama, kau akan merasakan udara yang sejuk dari pohon-pohon sekitar. Semilirnya mampu menerbangkan ujung rambutmu, dan membelai pipi yang halus.Â
Aku tak akan merapatkan syal merahmu, dan juga tak akan menggenggam tanganmu untuk menghangatkan. Aku hanya akan berjalan di sampingmu, dan membiarkanmu berlatih kehilanganku. Bersikap romantis hanya akan membuatmu tersiksa nantinya.