Sesosok laki-laki berwajah bersih duduk di sebelahnya. Sepertinya mereka seumuran. Keduanya lalu menikmati roti dan teh kotak sambil mengobrol akrab.
Dengan jujur ia katakan siapa dirinya dan apa niatnya datang ke kota.Â
Lelaki berwajah bersih mendengarkan seluruh ceritanya. Lalu membantunya pulang ke rumah yang dicintainya.Â
Ia mulai mencium aroma amis kampung nelayan. Tak seharusnya ia tinggalkan tempatnya dulu bermain hingga tumbuh dewasa.
"Ibuu... bapaaak... aku pulaaang!" ia memekik. Rindunya merupa gunung.
Dilaluinya perahu-perahu ditambatkan, serta jala usang ditinggalkan.Â
Beberapa perahu tua pun dibiarkan membisu di bawah pohon, di atas hamparan pasir. Menatap ombak bermain, beradu kenangan semasa dahulu.
Matanya membelalak. Para warga memenuhi muka rumah. Wajah kelabu dan bendera hijau berkibar di batang pohon.
Ia menghambur masuk, mendapati bapak bisu terbujur ditemani tangis ibu. Pemilik perahu telah menghadap Sang Kuasa.
SELESAI
Ayra Amirah untuk Kompasiana
Kota Tepian, 20 Februari 2022
Â