Tetapi jujur, Toni sama sekali tak ingin memberi Betty cokelat sebagai tanda kasih sayangnya.
Lelaki itu menghempaskan dirinya pada kursi busa yang telah usang. Matanya menerawang ke arah langit-langit, dan hidungnya menghirup bau kopi yang tadi dia seduh.
Ada banyak macam pilihan, menurut mesin telusur semalam. Toni mencoba mengingat-ingat kembali.
Boneka beruang besar, balon bentuk hati, makan malam romantis, perhiasan, bantal bertuliskan nama berdua, hoody couple, tiket konser... dan entah apa lagi.
Coba perhatikan, gumam Toni sendiri.
Pertama, Ratu Victoria saja mengakui, ia senang bila menunjukkan perasaannya dengan memberi hadiah. Kedua, tahun 1837, teknologi telah menjadikan hari Valentine sebagai tambang emas komersial.Â
Lalu mengapa kita harus pusing-pusing?
*
Keesokan hari, Toni menemui Betty di rumahnya. Di tangannya sebuah kotak berisi telur ayam hasil meminjam di tempatnya bekerja. Dia juga membawa sedikit rumput kering sebagai pelengkap.
Betty menyambut kedatangan pacarnya dengan senyum ceria sampai behel giginya terlihat jelas. Bola mata hitamnya tampak membesar di balik kacamata tebal. Rambut ombak sebahu dan poni yang menutupi kening.Â
Inilah pacar Toni yang nyaris membuat dia pusing tujuh keliling.Â