Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dan Salju pun Turun Perlahan

21 Desember 2021   06:32 Diperbarui: 21 Desember 2021   14:47 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dan Salju pun Turun Perlahan|foto: Hennie Triana Oberst

Hari-hari selanjutnya aku benar-benar kesepian. Rumah ini kehilangan sosok enerjik yang cekatan mengurus semuanya.

Pernah suatu kali, aku menjahili dengan menolak rencananya mempercantik rumah baru kami.

"Sayang, aku kurang suka bunga-bunga dibawa ke atas balkon. Kenapa tidak diletakkan di taman kecil saja?" 

Saat itu juga Sukma melotot. "Seharusnya kau tak ikut campur. Seorang istri lebih tahu bagaimana menciptakan suasana bak istana di rumahnya sendiri!" katanya sewot.

Kalau ingat kejadian itu, antara rasa menyesal dan puas melihat Sukma sebal begitu. Entah kenapa aku senang menggodanya. Melihatnya mengambil hati atas semua ucapanku.

Sukma lalu mencari akal, yaitu dengan membuat tali derek. Dengan begitu semua barang-barang yang dibutuhkannya, dapat ditransfer ke atas dengan mudah. 

Sudah kubilang Sukma sangat enerjik, kan? Dan apa yang diinginkannya, tak dapat dihentikan sama sekali.

Untuk istri secantik dirinya, serta pribadi yang menyenangkan seperti itu, aku tak punya alasan untuk melirik wanita lain.

Jane mungkin menaruh hati padaku. Dan sebenarnya aku belum pernah sekali pun makan siang bersamanya di kantor. Ide untuk berkomunikasi via email, sebenarnya baru terjadi lima atau tujuh kali. Dimulai dari obrolan biasa yang terdengar kaku, sampai akhirnya aku merespon curhatannya. 

"Sayang, jadi menurutmu ini sudah menjurus pada pengkhianatan?" kataku membela diri. 

Kulihat Sukma tersenyum tipis. Sepasang matanya terus menatap butiran salju di luar bandara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun