Tetapi tidak ada kejahatan yang tak meninggalkan jejak, bukan?
Seorang pelayan yang menyadari kedatangannya, segera bersembunyi di balik tirai besar. Tidak ada gunanya menghadapi putri yang tak ramah. Lebih baik menunggu, apa yang akan dilakukan sang Putri di sini.
Menit-menit yang buruk, berlalu. Hatinya masih dicekam rasa panik. Ternyata Putri Tea datang untuk mencuri gaun yang telah dipersiapkan.Â
Pelayan itu keluar dari tempatnya bersembunyi. Ia harus melapor, karena kamar Putri Ilena dalam tanggung jawabnya. Tidak lupa gelang permata yang ikut terlepas, dijadikan sebagai barang bukti.
*
Putri Tea merasa gugup menerima panggilan Baginda Raja. Langkah kakinya begitu pelan, wajahnya menunduk ke arah permadani.Â
Apakah Baginda sudah mengetahui berita ini? tanyanya dalam hati. Ia semakin gusar.
"Putriku, apa engkau sedang tidak sehat?" sambut sang Raja seraya berdiri.
Putri Tea terkesiap. Matanya memandang ayahandanya tak percaya. Suara itu begitu lembut. Tidak seperti sedang marah. Tapi kenapa?
"Tea baik saja, Baginda. Iya..."
Raja tersenyum. Lalu dijelaskannya maksud sang Raja memanggil putrinya. Ratu Elsa, ibundanya, serta ratu lainnya tersenyum-senyum saat Raja berbicara. Tak lupa kemudian memberikan ucapan selamat.