Hidup memanglah seperti ini. Wanita itu teringat apa yang dikatakan kekasihnya. Menurut pria itu, ia terlalu tangguh untuk menguraikan air matanya.
"Wajah ini, tidak pantas menangis sedih..." bujuk Mas Prakasa.
"Aku lelah Mas, aku ingin memilikimu seutuhnya..."
Prakasa terdiam.Â
Sesaat ia menimbang, apakah yang akan dilakukannya sudah tepat?Â
Ditatapnya wajah wanita secantik berlian di hadapannya. Ditekuknya satu kaki hingga membentuk gerakan berlutut. Lalu dikeluarkan kotak kecil dari saku celana.
Ah, Denik masih ingat semua itu dengan jelas. Waktu yang terus berlalu, tak dapat memindahkan ingatannya.
Setahun sudah, cincin berlian putih itu menghiasi jari lentiknya. Selama itu pula, ia merasa percaya diri dan terhormat sebagai kekasih Mas Prakasa.
"Happy anniversary, sayang..." bisik pria itu kemarin, di suatu restoran. Sebuket lily mengiringi seuntai senyum kharismatik.
"Terima kasih, " sambut Denik meragu.
"Sudah dua tahun aku mencintaimu, menyimpanmu dalam ruang hatiku..."