Celia berjalan sambil membusungkan dadanya. Sangat tidak percuma memiliki wajah cantik dan tubuh bak model, bukan? Pria di sampingnya menepati janji membelikannya sebuah rumah. Ya, meski bukan rumah baru, setidaknya sekarang ia bisa keluar dari gubuk reot orang tuanya.
Malam nanti, atau selambat-lambatnya besok, Celia akan mengundang beberapa teman untuk sebuah perayaan kecil. Gadis itu tersenyum senang.
Pemandangan dari atas balkon sungguh menyejukkan mata. Ia bisa mengira matahari muncul dari arah jam sebelas besok.
"Sayang, aku tak bisa lama-lama. Aku pamit, yaa..." ucap pria bernama Roy itu.
Celia agak kaget. Tapi ia ingat, di mobil Roy sudah bilang dirinya sibuk hari ini. Ia pun mengangguk diikuti sebuah kecupan di keningnya.
"Hati-hati di jalan..."
Dari atas balkon, gadis itu terus memandangi punggung kekasihnya, sampai mobilnya menghilang di balik barisan pohon angsana.
*
Kamis sore, hampir pukul lima. Celia sudah kedatangan lima sahabatnya. Mereka langsung makan-makan dan joget-joget tiktok. Celia membebaskan saja.
Sebenarnya ia juga ingin mengundang Anjas, mantannya yang dulu meninggalkannya demi gadis bar.