Tiba-tiba mama Sarah masuk membawa nampan air putih dan obat. Wajahnya kelihatan geram, karena Sarah bahagia dalam persahabatannya.
"Alya sebaiknya pulang dulu, yaa. Sarah harus istirahat!"
Gadis itu tercekat. Meski memahami karakter mama Sarah, tak urung ia tersentak juga.
*
Matahari sore jatuh ke sebelah barat. Alya melihat sinar senja menelusup ke balik daun-daun. Semilir angin menerbangkan penat di punggungnya.
Selesai juga tugas hari ini. Semua sudah dikirimkan lewat aplikasi classroom. Alya merasa lega.
Di atas pembaringan, Alya memejamkan mata.Â
Ia ingat Sarah. Seketika bayangan wajah Sarah merasuki pikirannya.
Sarah itu berhati lembut. Sebenarnya ia tidak sombong seperti yang terlihat selama ini.
Mengapa wajah sahabatnya begitu berseri saat mereka hanya berdua, berbincang seadanya.
Tetapi saat mama Sarah masuk ke kamar, wajah pucat itu bertambah pias saja. Apa Sarah tertekan selama ini??