Sudah cukupkah menganggap Allah swt satu-satunya tempat bergantung, atau ada kekuatan lain yang lebih ditakuti?
8. Menerapkan protokol kesehatan, wajib adanya
Tidak kalah penting, mengerti bahwa penularan virus covid 19Â melalui jalan pernafasan. Maka wajib menerapkan protokol kesehatan sebagaimana yang ditetapkan pemerintah.
Pada dasarnya, manusia memang lebih menyukai hidup yang enak, cara yang mudah, kesempatan yang terbuka lebar, dan kegembiraan yang bertubi-tubi.
Sebaliknya, hidup yang sulit, cara yang merepotkan, ketiadaan rahmat, kefakiran, dan kesedihan; sangat tidak disukai manusia.
Kehilangan keluarga, sahabat, teman, rekan, guru, murid; saat ini dianggap sangat memukul perasaan. Padahal, tanpa adanya pandemi, satu per satu dari kita pasti akan kembali kepada sang Pencipta. Jika waktu yang ditakdirkan saling berdekatan, apakah ada masalah?
Jika mereka menjadi penderita covid 19 lalu meninggal, apakah ada bedanya jika mereka meninggal karena penyakit lainnya seperti kanker, jantung, diabetes; atau karena kecelakaan maut?Â
Adakah bedanya jika seseorang meninggal karena kecelakaan pesawat, atau karena terlindas truk?
Manusia sering menggunakan justifikasi dari olah pikir dan olah rasanya sendiri. Padahal semua itu mudah bagi Allah swt.
Kita ingat saat gempa dan tsunami terjadi di Jepang pada 11 Maret 2011, korban tewas bersamaan juga sangat besar jumlahnya. Malah merusak dan memporak-porandakan semua fasilitas seperti jalan, rumah, perkantoran, hotel, gedung-gedung serta fasilitas penting lainnya.Â
Pandemi covid yang menghampiri seluruh dunia saat ini, kiranya mencabut banyak nyawa, mengubah tatanan dan sendi fundamental lainnya. Menyebabkan kelaparan, kebingungan, kepanikan dan meningkatnya kemiskinan.