Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ingatkan Diri untuk Selalu Bersyukur

22 Juni 2021   06:20 Diperbarui: 22 Juni 2021   06:32 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setiap rumah mempunyai tandon air (foto: dokpri)

Warga perumahan masing-masing mempunyai tandon air (foto: dokpri)
Warga perumahan masing-masing mempunyai tandon air (foto: dokpri)
Khusus daerah perum Sambutan Asri dan dan perum Handil Kopi yang berada dekat tempat saya tinggal, seminggu lalu walikota terpilih DR. H. Andi Harun sengaja datang langsung menemui warga untuk menawarkan solusi terkait masalah keterbatasan air bersih. Yaitu menambah pipa booster dari IPA terdekat. Selengkapnya dapat dibaca di Temui Warga Perumahan Sambutan Asri Kota Samarinda Tawarkan Solusi Pelayanan Air Bersih

Biaya mendapatkan air bersih mandiri

Saking krusialnya masalah kebutuhan air bersih, bisnis jual air bersih yang dimuat mobil pick up pun, terbilang cerah. 

Warga tinggal menghubungi nomor yang disosialisasikan di tiang listrik maupun warung-warung kecil, dengan membayar Rp 80. 000 per 1200 liter air. 

Mobil penyedia air bersih (foto:iQ.wp.com)
Mobil penyedia air bersih (foto:iQ.wp.com)
Berapakah harga tandon air per satuannya?

Terbilang cukup menguras dompet yaitu mulai sembilan ratus ribu untuk kualitas paling bawah dengan kapasitas 1200 liter.

Bisa dibayangkan, warga yang notabene ekonomi bawah, harus menabung uang sedikit demi sedikit untuk memiliki tandon air saja. Belum lagi tambahan biaya membeli kayu ulin (kayu keras), baut, pipa dan sambungan pipa sebagai perlengkapan pendukung.

Betapa menyedihkan ketika warga ini baru saja sekitar sebulan sukses memilikinya, akibat pola konstuksi dudukan tandon air yang salah, benda penting ini hancur begitu saja. Sia-sia rasanya mengumpulkan receh demi receh selama ini. Hari-hari selanjutnya, kesulitan air bersih akan mengganggu dan kembali menyusahkan!

Mengingatkan diri untuk selalu bersyukur

Lazimnya, manusia selalu merasa kurang. Apalagi saat kepala mendongak melihat ke atas pada kehidupan orang lain yang lebih beruntung.

Lebih-lebih di masa pandemi yang banyak mempengaruhi perekonomian secara global. Banyak orang merasakan dampak kurang mengenakkan. Jika tak kuat iman, keluhan lah yang justru dilontarkan, bukan rasa syukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun