Ah, sudah dua minggu aku tak bertanya atau berusaha menemuinya. Biar bagaimana, aku tak mau dibilang mengganggu kebahagiaan rumah tangganya. Bagiku musim rindu telah berlalu.
"Hai...." sapanya begitu aku menghentikan motor, tepat di sisinya.
Wajah itu, masih manis seperti dulu. Wajah sederhana yang selalu dihiasi senyum lebar. Deretan giginya yang putih, kontras dengan bibir pink alami. Membawa payung dan berjalan kaki begitu rupa.
"Hai, Nov..."
"Apa kabarmu?"
Kuamati bayi dalam dekapannya, masih merah. Dua balita lainnya, berkeliaran di sekitar kakinya.Â
Aku hanya bisa terdiam dan terpana.
"Kabar baik. Kapan datang?" tanyanya masih dengan senyum lebar yang dulu.
"Sudah sekitar dua minggu. Maaf aku tak mengabari. Aku tak mau mengganggu kehidupanmu."
"Ah, apa benar? Mungkin kau sudah lupa aku..."
Tidak, aku tidak lupa. Bagaimana aku bisa melupakan gadis sederhana yang dulu aku ingin hidup dengannya. Hanya saja, musim rindu telah berlalu. Aku yakin itu.