Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Musim Rindu

15 Juni 2021   20:17 Diperbarui: 15 Juni 2021   21:16 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto dokpri

Matahari bersinar cerah. Bunga-bunga menebarkan aroma wangi. Tamu undangan terus berdatangan di hari pernikahanku dengan Lusi. 

Begitulah takdir hidup. Tak ada Novi, Lusi pun jadi. Maksudku, kita tak pernah tahu dengan siapa akan berjodoh. Percaya saja Allah sudah mengatur yang terbaik.

Bersama Lusi, perlahan tapi pasti kehidupanku berubah. Selain kami berbahagia dengan lahirnya dua putri kembar, Reina dan Rani, akupun resmi terangkat sebagai ASN. Persis seperti syarat ayah Novi waktu itu.

Meski kadang terbersit kenangan tentang gadisku di masa lalu, sejujurnya musim rindu telah berlalu. Waktu tak akan bisa diputar kembali. Andai saja kami masih bisa bersatu... ah kubuang jauh-jauh pikiran itu.

Aku harus menghargai sosok istri yang sudah mencurahkan hidupnya untuk merawat aku dan kedua putri kami. Setidaknya sampai akhir hayatnya. Ya, Lusi mendahului kami semua menemui sang khaliq. Reina dan Rani terpaksa dirawat ibu mertua. Agar aku bisa fokus mengajar, kata beliau.

*

Libur kenaikan kelas telah tiba. Setelah sempat menghabiskan waktu seminggu bersama si kembar, aku pamit menengok bapak dan mamak yang sudah lama tak memeluk anak kesayangannya ini.

Rasanya tidak ada yang berubah. Rumah dan halaman masih terawat. Cuma jalan masuk kampung sudah mengalami perbaikan. Mulus dan tidak becek seperti dulu. 

Pagi itu, saat matahari mulai merangkak naik, aku bersiap pergi ke pasar. Sudah lama aku tak makan Mararaban, kue talam khas Banjar berbahan gula merah dengan aroma kayu manis. 

Memang enak pulang ke kampung halaman. Bisa bermanja lagi di pangkuan mamak. Bisa menikmati sayur asam keladi masakan mamak. Bisa main futsal bersama teman-teman lama.

Tunggu, siapa itu? Novi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun