Sebulan terakhir, pada bio akun Kompasiana saya juga menerangkan minat saya ini. Beserta nama akun media sosial untuk menjalin pertemanan.
Tanpa saya sadari, saya sudah membangun personal branding tentang diri sendiri.
Membangun merek pribadi
Dalam kurun belum genap setahun, saya telah banyak memposting hasil jepretan foto makro dengan tema tumbuhan liar.Â
Di sana, saya juga menuliskan nama botani, habitat dan manfaat dari tumbuhan dimaksud. Beberapa di antaranya saya ulas dalam bentuk artikel dan menjadi hot thread serta headline.
Saya mengira, mereka yang tak kenal saya secara langsung, sudah dapat menilai diri saya saat ini. Sebab, ada yang berpesan secara khusus agar saya jangan berhenti berbagi informasi ini. Senang rasanya mendapat support seperti ini, bukan?
Ada lagi, seorang sahabat lainnya menandai nama saya dalam postingan instagramnya dan memberi pertanyaan. Artinya ia menilai saya mengerti nama-nama bunga dan dapat menjawab pertanyaan tersebut. Brand untuk saya, kan.
Tetapi bagi sahabat pembaca yang berniat membentuk dengan sengaja, inilah cara membangun personal branding ala saya:
1. Tentukan siapa Anda
Misalnya seorang penyanyi yang ingin "menjual" kemampuannya dalam bernyanyi, tentu harus menerangkan bahwa ia seorang penyanyi.Â
Sekalipun ia mempunyai latar belakang pendidikan hukum dan mengantongi tittle sarjana hukum. Bukankah tidak ada korelasi langsung antara gelar kesarjanaan dengan dunia menyanyi?