Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Anak Perlu Belajar Puasa, Bukan karena Prestise untuk Ayah Bunda

2 Mei 2021   23:13 Diperbarui: 2 Mei 2021   23:35 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: cdn-cas.orami.co.id

Aku lebih tertegun. 

Jadi anak sekecil ini, berpuasa untuk mendapatkan hadiah dari ayah bundanya? Satu hal yang tidak pernah kuterapkan pada sulungku dan adiknya. Bahkan sampai si sulung sekarang menuju 14 tahun. Sama dengan usia Ranti sekarang.

Pola berpuasa untuk anak perempuan, ala saya:

Usia 6-7 tahun, berpuasa sampai waktu zhuhur
Usia 8-10 tahun, berpuasa sampai waktu zhuhur, berbuka satu jam, lanjut puasa sampai magrib
Usia 11-12 tahun, berpuasa sampai waktu magrib, boleh selang-seling hari. Hari ini berpuasa, besok istirahat.
Usia 13 tahun ke atas, berpuasa sampai waktu magrib, rutin setiap hari, kecuali sedang sakit, boleh tidak berpuasa dulu.

Delapan tahun sudah peristiwa ini berlalu. Namun bayangan Ranti yang malang, tak pudar dari ingatan. Bukan saja karena gadis itu tak tahu asal-usul kelahiran dirinya. Tapi juga karena sikap kedua orang tuanya.

Sang ibu angkat, sekalipun sangat sayang pada Ranti, sering pula bersikap cukup keras. 

Sejak kecil, Ranti dibiasakan memilih. Antara melakukan kehendak sang ibu, atau ibunya akan meninggalkannya.

Saat saya menulis kisah ini, Ranti akan berulang tahun yang ke-14 beberapa hari mendatang.

Meski berlimpah kasih sayang serta materi, Ranti masih saja terlihat kurus dan pemalu. Sahabat yang paling disukainya hanyalah kucing anggora kesayangan. Tak jarang Ranti bersepeda sambil membawa kucingnya di dalam Pet's bag nya. 

Aku menghela nafas. Semoga mataharimu terus bersinar cerah yaa, Nak.

Ayra Amirah, Samber 2021 hari 19, Samber THR 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun