Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mawar Berduri

11 April 2021   15:38 Diperbarui: 11 April 2021   15:51 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan keemasan di langit, tampak bergulir dalam kaca jendela kamarnya. Kontras dengan kegelapan yang memeluk malam. Jenifer melihat ujung-ujung daun Angsana bergoyang ditiup semilir angin. Semuanya begitu sepi dan hampa.

Air mata bening mengalir di pipi Jenifer.

Irish tak mungkin hidup tanpa Susan yang merawatnya. Wanita itu tahu anaknya lebih pantas berada di surga sekarang.

Dan Roy lelaki gagah itu tidak akan pernah datang lagi untuknya. Bahkan tak mungkin meneleponnya untuk waktu yang lama. Lelaki itu tak akan memintanya berdandan wangi dan bilang sudah otw. Entah, apakah ada yang bisa mengeluarkannya dari penjara.

Jenifer masih sempat menatap buket mawar di atas meja riasnya. Sudah kering memang. Sudah sekitar dua mingguan dikirimkan jasa ojol sampai ke depan pintu rumahnya. 

Pada secarik kertas tertulis kalimat singkat: untuk Mawar Berduri, wanita tanpa perasaan!!!

Jenifer melihat bunga-bunga itu memang banyak duri, tidak seperti buket mawar biasanya. Siapakah pengirimnya??

Wanita itu mengalungi lehernya dengan tambang. Derai-derai air mata di pipinya mulai mengering. Keputusannya sudah bulat. Segera Jenifer menjatuhkan kursi yang dipijaki. Lalu meregang-regang dalam pelukan malam yang sepi.

SELESAI

Samarinda, 11 April 2021
Sambut Ramadhan dengan hati yang bersih. Salam hangat,

Ayra Amirah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun