Bulan keemasan di langit, tampak bergulir dalam kaca jendela kamarnya. Kontras dengan kegelapan yang memeluk malam. Jenifer melihat ujung-ujung daun Angsana bergoyang ditiup semilir angin. Semuanya begitu sepi dan hampa.
Air mata bening mengalir di pipi Jenifer.
Irish tak mungkin hidup tanpa Susan yang merawatnya. Wanita itu tahu anaknya lebih pantas berada di surga sekarang.
Dan Roy lelaki gagah itu tidak akan pernah datang lagi untuknya. Bahkan tak mungkin meneleponnya untuk waktu yang lama. Lelaki itu tak akan memintanya berdandan wangi dan bilang sudah otw. Entah, apakah ada yang bisa mengeluarkannya dari penjara.
Jenifer masih sempat menatap buket mawar di atas meja riasnya. Sudah kering memang. Sudah sekitar dua mingguan dikirimkan jasa ojol sampai ke depan pintu rumahnya.Â
Pada secarik kertas tertulis kalimat singkat: untuk Mawar Berduri, wanita tanpa perasaan!!!
Jenifer melihat bunga-bunga itu memang banyak duri, tidak seperti buket mawar biasanya. Siapakah pengirimnya??
Wanita itu mengalungi lehernya dengan tambang. Derai-derai air mata di pipinya mulai mengering. Keputusannya sudah bulat. Segera Jenifer menjatuhkan kursi yang dipijaki. Lalu meregang-regang dalam pelukan malam yang sepi.
SELESAI
Samarinda, 11 April 2021
Sambut Ramadhan dengan hati yang bersih. Salam hangat,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H