Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

You Can Stand Under My Umbrella

25 Desember 2020   20:29 Diperbarui: 25 Desember 2020   20:53 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak semua cerita itu khayalan. Ada kalanya sebuah kisah itu terlalu nyata di antara kita. Tapi mereka selalu sok tau.

"Rihanna..." aku menghentikan langkah. Aku tau itu kau.

Ujung koridor kampus masih terlalu lurus untuk kuhabiskan sendiri. Kau memang selalu hadir untukku. Kau memang sahabat yang hebat.

"Kau sudah mau pulang?"

Dasar lelaki bodoh. Aku mengangguk, dengan senyum paling manis.

Akhirnya kita melahap siang yang terik dengan bersantai di The Jones Bakery. Kau masih hafal dengan roti keju kesukaanku yang terakhir kali kita makan. Ukuran medium, tanpa cokelat sama sekali. Segelas susu krim yang dingin, sempurnalah sudah.

"Aku harus pindah kampus. Aura pergaulan di sini tak baik buatku," katamu serius.

Aku menatap kedua matamu. Seakan ada sebuah telaga di sana. Penuh kesejukan, dan mengundangku untuk meminta sesuatu padamu.

"Kau mengizinkan aku, kan?" tanganmu menyentuh ujung jariku. Aku merasa ada aliran listrik merambat dan menghentikan jantungku!

"Bob... Kau konyol!" aku menepis tanganmu yang hangat. Aku tak mau.

Ternyata laki-laki sekece dirimu, tak lebih berani dari perempuan mungil sepertiku. Aku saja pernah memukul mahasiswa satu jurusan dengan pemukul bisbol. Yaa, tentunya aku punya alasan melakukannya.

Sebuah lagu romantis mengalun dari sound mobilmu. Berjalan santai menuju kawasan elit.

Dua semester, aku memendam perasaan yang akhir-akhir ini sudah tak mau disembunyikan. Kalau ditilik-tilik, seperti isi puisi ibu dosen Erina Purba. Mengapa dosen sastra Perancis itu bisa tau seluruhnya? 

Foto teks milik Erina Purba
Foto teks milik Erina Purba

"Aku sekalian ingin memenuhi harapan orang tuaku," katamu tiba-tiba. Aku sedikit terperanjat dari lamunan.

"Australia adalah tempat yang pas untuk menimba ilmu. Gelarku akan sangat diperhitungkan, sayang..."

Aku paham. Mungkin ini pula alasan kau tampak lemah di mataku. Orang tuamu punya segalanya, dan terlalu memanjakan anak lelaki satu-satunya yaitu kau. Dasar Bob cengeng!

"You can stand under my umbrella...berapa kali harus kukatakan?"

Lelaki di depanku tersenyum getir. Aku tak perduli. Sekalian memompa kejantananmu.

"Aku sayang padamu..."

Kau terbahak sambil menampakkan punggung. Sungguh, wanita sepertiku menjadi sangat malu saat itu. Apa yang sudah kukatakan? Dasar tolol!

"Aku tak mengapa kehujanan, dalam badai sekalipun..." katamu membela diri.

"Kau butuh aku, Bob!"

"Dan aku selalu ada untukmu..." aku meyakinkan lelaki ini lagi.

Secuil rasa takut kehilanganmu, membuat aku terpaksa jujur padamu. Deretan paspor, visa dan surat-surat lain, tampak lengkap di atas meja di hadapanku. Bagaimana kalau itu benar-benar terjadi?

Dan hari yang buruk itu ada. 

Aku melambai padamu di ruang tunggu Bandara. Tak kusangka orang yang kucintai akan meninggalkanku hanya karena sering dibully.

"Aku punya satu pertanyaan."

"Apa? Apa aku akan selalu menghubungimu?" aku pura-pura tak terluka. Berusaha ceria, meski aku yakin ini gagal di matamu.

"Apaaa..." suaramu menggantung. "Aku masih boleh??"

Aku menaikkan alis dengan mimik menunggu.

"I want to standing..."

"under your umbrella...."

Aku melebarkan mata, mengusap wajahku, berusaha sadar sepenuhnya.

"Aku ingin bergandengan tangan denganmu, berjalan bersama-sama dalam cuaca yang buruk dan dingin, di bawah payungmu."

Hatiku serasa meledak. 

Apakah ini artinya, akhir tahun ini kita akan melewatinya bersama-sama?

Aku menggigit bibirku, berusaha menutupi senyum bahagia. Tapi mungkin gagal lagi di matamu.

"Aku membutuhkanmu," kalimatmu tuntas. Sepertinya sudah yang paling akhir.

*Selesai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun