Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Engkau Dikejar Siapa, Jangan Sembunyi di Sini

11 November 2020   15:44 Diperbarui: 11 November 2020   16:11 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: wartaekonomi.co.id

Saat itu aku menasihatimu dengan sebuah pertanyaaan: "Mengapa engkau biarkan suami engkau mengambil langkah seperti itu?"

Dengan santai engkau berkilah, "Sebelum covid, kami banyak langganan ojek Bu. Kami yakin bisa bayar cicilan motor..."

Aku pulang, dengan perasaan membatu, tak lama kemudian. Aku kecewa memiliki sahabat seperti engkau. 

Bagiku engkau sudah menjadi istri yang tak dapat memberi saran baik untuk rumah tangga kalian. Terlalu menurut kepada suami yang sekarang menyusahkan engkau. Lalu untuk yang ketiga kalinya menghubungiku guna meminjam uang.

"Aku tak dapat meminjamkan uang, karena gaji suamiku pun tak besar, engkau kan tau?"

Kataku waktu itu dengan sedikit kecewa karena tak bisa membantu.

Tapi sebulan kemudian, seolah engkau tak paham, lagi-lagi engkau berusaha meminjam uang. Dari ujung telepon bahkan engkau menyebutkan sebuah angka sederhana. Tapi aku menolak membantu karena memang tak bisa. Gaji suami alhamdulillah cukup untuk makan. Selebihnya kami hidup cukup prihatin.

*

Di suatu siang yang panas ketika aku selesai mencuci dan menjemur, kalian berdua dan si bungsu tiba di halaman rumah kami. 

Suami engkau menerangkan kalian baru dari luar kota dan langsung mampir kemari. Mungkin artinya kalian memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum akhirnya benar-benar sampai di rumah.

Akupun memberi bungsu kalian makan serta membuat teh manis . Menemani ngobrol tanpa tau apa sebenarnya isi hati seorang sahabat seperti engkau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun