Mohon tunggu...
ayma arsyaningrum
ayma arsyaningrum Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa fmipa yang tidak menyukai sains

Tidak perlu kenal lebih jauh, khawatir jatuh cinta

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Apakah Terlalu Hina untuk Kembali?

28 April 2022   09:32 Diperbarui: 28 April 2022   09:33 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Halo sahabat kompasiana, kali ini ayma mau bawain puisi bertemakan "Tobat", 

semoga suka yaa, tapi jangan berekspektasi lebih karena aku juga belajar hehe

Apakah terlalu hina untuk kembali ?

Karya Ayma Arsyanigrum 

Langkah kaki mengarah entah kemana, kemudian berhenti

Merdunya lantunan ayat suci terdengar dari arah mata angin berlawanan

Perasaan aneh seakan merasuk paksa, ragapun melemas

Jiwa terasa amat kotor, telah lama menjauh dari Sang Pencipta

Raga terasa amat berat, seakan pundak sesak akan dosa

Peri kecil memanggil untuk kembali, kembali seperti sediakala

Tampak sorot tak suka saat aku jauh tak terarah

Tetapi apa?  Segan tetap berlari lebih cepat dari tekad

Hingga kini amat ternoda

Pesimis senantiasa mengiringi rasa ingin kembali

Adakah kesempatan ? atau mungkinkah diterima?

Pantaskah kembali?

Disaat raga hanya teringat kala rapuh dan seorang diri

Terus terpikirkan, apakah masih termaafkan disaat diri saja tak sudi memaafkan?

Bukankah telah terlampau angkuh untuk diterima?

Bukankah sudah sepadan untuk diabaikan karena pernah mengabaikan?

Tetapi Tuhan, seperti apa rasanya ditinggalkan?

Ingatan akan pekerjaan yang kerap kali tak tuntas

Tentang hubungan antarmanusia yang selalu saja dijumpai perselisihan

Mengenainya beribu perkara yang tak kunjung menemui titik akhir

Dan batin yang tak kenal tenang

Sudahkah nyata sebabnya, lantas mengapa berdiam bimbang?

Gelisah, buntu, tak paham kaidahnya

Bahkan tak ingat bahwasannya,

Tiada yang mampu menyambut dengan sempurna melainkan Dia yang maha pemaaf, Dia tempat menggantungkan harap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun