"Bagaimana dengan saya tuan, saya adalah suaminya dan saya akan merawatnya di sini"
"Lupakanlah dia! Lagi pula kami tidak pernah tau dia sudah menikah"
"memang tuan karena Rani mengatakan orang tuanya menyerahkan semua hidupnya kepada dia sendiri"
"Dia pergi dari New York karena mengejar impiannya yang tidak menguntungkan untuk masa depannya"
"Tuan, aku mohon jangan menghina impian Rani dan sayakatakan lagi kami sudah menikah"
"diam kamu anak muda" teriak sang ayah kepadaku
"sudah pa, dan kamu Yusup terima kasih sudah merawat Rani selama ini, di New York dia akan mendapatkan perawatan yang lebih baik, dan bila ada waktumu silahkan datang kerumah dan kita bicarakan ini semua dengan kepala dingin" sang ibu mencoba menenangkan.
Semua kulakukan demi kesembuhan Rani. Aku sayang dia, dan ini sudah satu bulan berlalu dan kabar yang aku dapat dari ibunya bahwa Rani hilang ingatan dan tidak mengingat apapu yang terjadi padanya saat dia sudah berada di Indonesia. Ayah Rani mengataka jangan pernah megganggu kehidupan Rani karena sekarang dia memulai lagi hidupnya yang baru menjadi anak orang kaya, menjadi seorang mahasiswi hukum, dan menjadi istri seorang direktur muda.
"Rani, malam ini gerhana bulan"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H